Operator Ukraina Setop Aliran Gas Rusia ke Eropa di Stasiun Sokhranovka
Pada Maret, total pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina diperkirakan mencapai 110 juta meter kubik, sesuai kontrak yang ditandatangani.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, Gazprom telah berulang kali mengatakan mereka melanjutkan pasokan gas ke Eropa melalui Ukraina sesuai kewajiban kontraknya.
Kesepakatan transit berlaku lima tahun sesuai yang ditandatangani dengan Kiev pada Desember 2019.
Pada Maret, total pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina diperkirakan mencapai 110 juta meter kubik, sesuai kontrak yang ditandatangani.
Jerman-Qatar Gagal Transaksi Gas
Dampak peperangan Rusia-Ukraina semakin menekan banyak negara Eropa. Jerman berusaha keras mencari sumber migas lain, dan mereka mendekati Qatar.
Namun negosiasi awal telah gagal mencapai kesepakatan mengenai kontrak pasokan gas alam cair (LNG) jangka Panjang.
Kantor berita Reuters melaporkan, Berlin menolak permintaan Qatar untuk menandatangani kesepakatan jangka waktu setidaknya 20 tahun.
Meskipun berusaha mengakhiri ketergantungannya pada gas alam Rusia di tengah situasi di Ukraina, Berlin dilaporkan memandang kerangka waktu ini bertentangan rencananya memangkas emisi karbon sebesar 88 persen pada 2040.
“Masalah panjang kontrak LNG yang berpotensi membahayakan target dekarburisasi Jerman adalah bagian dari diskusi yang sedang berlangsung dengan Qatar,” kata seorang sumber kepada Reuters.
Jerman bukan satu-satunya negara yang ingin mengamankan pasokan LNG dari Qatar. Qatar juga ingin secara kontraktual mencegah Jerman mengalihkan pengiriman LNG ke negara-negara Eropa lainnya.
Tindakan ini tidak diterima oleh UE. Seorang sumber lain mengatakan kesepakatan LNG antara Qatar dan Jerman “tidak diharapkan akan segera terjadi.”
Qatar adalah pemasok LNG terbesar di dunia. Produsen listrik utama Jerman RWE telah memiliki kesepakatan dengan Qatargas sejak 2016 untuk 1,1 juta ton LNG per tahun hingga akhir 2023.
Pejabat RWE, serta perwakilan dari utilitas Jerman lainnya, Uniper, dan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengunjungi Qatar pada Maret untuk mengamankan volume tambahan pasokan LNG, tetapi sejauh ini belum menyetujui kesepakatan jangka panjang.
Delegasi itu akan kembali ke Qatar akhir bulan ini untuk melanjutkan negosiasi, menurut sumber Reuters.