Kronologi Shireen Abu Akleh Dibunuh Tentara Israel, Sempat Lindungi Rekannya hingga Kata Terakhirnya
Berikut kronologi terbunuhnya Shiren Abu Akleh, wartawan senior Al Jazeera di tangan pasukan Israel.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
Setelah tiba di monumen besar yang mengarah ke kamp, Shata mengenakan helm pers dan pelindung tubuhnya, seperti yang dilakukan para jurnalis lain.
Baca juga: Inilah Detik-detik Penembakan Jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh oleh Penembak Jitu Israel
Suasana Kota Cukup Tenang
Kala itu, suasana Kota Jenin cukup tenang.
Menurutnya, pagi itu adalah pagi yang normal dengan orang-orang berjalan dan mengemudi untuk bekerja dengan damai.
"Tidak ada yang perlu ditakuti. Seorang pejalan kaki yang datang dari kamp memberi tahu kami saat kami mengenakan rompi."
"Mereka mengatakan 'Hampir tidak ada yang genting terjadi di sana, tenang,'" ujar Shata menirukan perkataan pejalan kaki itu.
Kemudian, sebelum berjalan kaki menuju kamp untuk meliput serangan dan baku tembak di sana, Shata berhenti untuk menunggu wartawan Al Jazeera.
Shireen Disebut Terlihat Bahagia
Beberapa saat kemudian, Shireen Abu Akleh tiba dengan krunya.
Dalam benaknya, Shata menyebut "Inilah jurnalis yang laporannya saya tiru sejak kecil, dari nada suara hingga gerakan tangan, dan saya bermimpi melakukan apa yang selalu dia lakukan dengan sangat baik. Ini dia, menjalankan misi yang sama denganku."
"Selamat pagi," sapa Abu Akleh, saat Shata, dua reporter lagi, dan dua juru kamera sedang bersiap-siap.
"Aku merasakan aura aneh di sekelilingnya saat itu. Saya tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang saya rasakan. Dia mengambang. Dia bahagia."
"Kami membuat diri kami terlihat oleh tentara yang ditempatkan ratusan meter dari kami."
"Kami tetap diam selama sekitar 10 menit untuk memastikan mereka tahu kami ada di sana sebagai jurnalis," kata Shata.