Fox dan Frost, Dua Anggota Batalyon Neo Nazi Azov Ukraina Dihukum Mati di Donetsk
Dua pentolan Batalyon Neo Nazi Azov Ukraina dihukum mati pengadilan Republik Donetsk. Keduanya dinyatakan terbukti mengeksekusi warga sipil Mariupol
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Menurut surat kabar Inggris, rekrutan baru unit di kota Kharkov mengenakan tambalan dengan trisula emas, yang merupakan lambang nasional Ukraina.
Lambang Wolfsangel atau 'kail serigala' yang telah digunakan oleh Batalyon Azov sejak pembentukannya bertahun-tahun lalu dilepaskan.
Namun, komandan unit baru Azov, Maksim Zhorin, mengatakan kepada surat kabar perubahan itu masih sesuai prinsip dan dasar ideologis sama resimen Azov yang legendaris.
Wolfsangel adalah simbol heraldik bersejarah yang dipilih oleh Nazi selama Perang Dunia II dan muncul di lencana beberapa divisi SS.
Media Inggris The Times mengatakan kemunculan simbol Wolfsangel pada seragam Azov telah membantu mengabadikan klaim Rusia tentang Ukraina yang berada dalam cengkeraman nasionalisme sayap kanan.
Sebelum Rusia meluncurkan operasi ke Ukraina, penggunaan simbolisme Nazi oleh unit tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di media Barat, termasuk outlet seperti majalah Time dan New York Times.
Batalyon Azov dibentuk pada tahun 2014 sebagai unit sukarelawan yang sebagian besar terdiri dari aktivis sayap kanan yang bersedia berperang melawan republik yang memproklamirkan diri di wilayah Donbass.
Beberapa bulan kemudian, secara resmi dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina atas perintah Presiden Petro Poroshenko saat itu.
Ketika serangan Rusia dimulai, Batalyon Azov, yang telah menerima pelatihan barat, dianggap sebagai salah satu formasi paling mampu di bawah komando Kiev.
Para pejuang nasionalis ditugaskan untuk melindungi Mariupol, sebuah pelabuhan strategis di Laut Azov, tetapi gagal memenuhi tujuan mereka.
Banyak dari mereka tewas, sementara sisanya, termasuk para komandan, menyerah kepada pasukan Rusia pada awal Mei setelah bersembunyi di pabrik baja Azovstal selama berminggu-minggu.
Selama pengepungan itu, Moskow menyalahkan unit Azov karena diduga menyandera warga sipil di fasilitas itu dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia.
Rekaman para pejuang yang menyerah keluar dari pabrik menunjukkan banyak dari mereka yang memakai tato swastika dan simbol sayap kanan lainnya.
Barang-barang dan literatur terkait Nazi juga telah ditemukan di dalam pabrik baja dan di pangkalan Azov di Donbass yang telah direbut oleh Rusia.