Menyerah di Azovstal, Ditahan di Donetsk, Mati Dibom Negaranya Sendiri
Anggota Batalyon Azov dan tentara Ukraina menyerah di Azovstal 20 Mei 2020, lalu ditawan di pusat detensi Elenovka. Pada 29 Juli 2022 mereka dibom.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Serangan dipusatkan di barak Corectional Colony 120, yan lokasinya sekira 12 kilometer selatan kota Donetsk. Ada 193 tawanan di barak itu.
Selain menewaskan dan melukai tawanan, serangan itu juga melukai delapan staf pusat penahanan tersebut.
“Dilihat dari jebolnya atap dan kebakaran yang ditimbulkan, serangan datang dari arah barat laut. Serangan datang dari arah Maryinka-KurKHOVA, Sergeyeva, Pokrovsk atau Udachnoye,” jelas Fomin.
Dari lapangan, bukti-bukti tak terbantahkan menunjukkan pusat penahanan di Donetsk itu sengaja jadi target pengeboman pasukan Ukraina menggunakan roket HIMARS.
Alexander Fomin menegaskan, Rusia berusaha keras melaksanakan ketentuan hukum internasional, Konvensi Jenewa terkait tahanan musuh di tengah peperangan.
Mulai dari penanganan medis bagi yang luka dan sakit, memberikan pakaian, selimut, dan tempat penahanan yang layak bagi mereka yang menyerah sukarela.
Kondisi sebaliknya menurut Fomin, dialami tentara Rusia yang ditahan pihak Ukraina. Mereka disiksa fisik maupun psikis, penanganan medis tidak layak.
Mereka tidak diizinkan berkomunikasi dengan keluarga. Sebagian dipaksa membuat pengakuan yang menyudutkan negaranya.
Seiring waktu, Rusia dan Ukraina mulai melakukan pertukaran tawanan berstatus kombatan. Komite Palang Merah Internasional dilibatkan pada proses ini.
Alexander Fomin menuduh serangan ke Elenovka diperintahkan langsung kepemimpinan Ukraina di Kiev.
Pasukan Ukraina menggunakan data dan informasi yang dipasok AS berdasar hasil pengintaian intelijen aparatur Washington.
Tawanan anggota Batalyon Azov dibungkam supaya tidak terus mengungkapkan kejahatan-kejahatan perang Ukraina di Donbass.
“Serangan ke Elenovka dilakukan untuk mengintimidasi tentara Ukraina dan yang lainnya yang menyerah ke pasukan Rusia,” kata Fomin.
“Kiev berusaha melenyapkan saksi-saksi dan pelaku kejahatan terhadap rakyatnya sendiri,” tandas Alexander Fomin.