Pohon Natal 'Hitam' dari Kebakaran Hutan di Korea Selatan, Soroti Krisis Iklim
Keuskupan Agung Seoul di Korea Selatan (Korsel) telah memasang pohon Natal dengan dahan hangus dan batang pohon dari kebakaran hutan yang terjadi
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Pihak berwenang pun mengevakuasi 7.355 orang dari 4.659 rumah tangga dari daerah yang terkena dampak kebakaran.
Pemerintah kemudian menetapkan wilayah pesisir timur yang dilanda kebakaran hutan besar-besaran itu sebagai zona bencana khusus dan menjanjikan dukungan cepat bagi para korban.
Dalam salah satu jurnal akses terbuka peer-reviewednya, Institut Penerbitan Digital Multidisipliner (MDPI) yang berbasis di Swiss menunjuk pada tren iklim sebagai alasan utama kebakaran hutan di berbagai belahan dunia.
Data menyebutkan bahwa frekuensi dan intensitas kebakaran hutan terus meningkat seiring dengan perubahan iklim yang berlangsung.
Karena perubahan iklim ini cenderung meningkatkan kondisi cuaca yang ekstrem.
Studi tersebut menunjukkan bahwa pada periode 2010 hingga 2019, 58 persen kebakaran hutan terjadi di Korsel selama musim semi dan 23 persen terjadi selama musim dingin.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa kebakaran hutan lebih jarang terjadi di musim panas karena curah hujan yang sangat pekat dan kelembaban yang tinggi di wilayah tersebut.