Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas
Laporan menyebut, Tentara Israel berada di balik banyak kematian pemukim dan warga sipil mereka sendiri selama serangan Hamas:
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Aturan ini diperkenalkan pada tahun 1986, setelah sejumlah penculikan tentara IDF di Lebanon dan pertukaran tahanan yang kontroversial.
Teks lengkap dari arahan tersebut tidak pernah dipublikasikan dan hingga tahun 2003, sensor militer Israel bahkan melarang diskusi mengenai hal ini di media.
Arahan tersebut telah diubah beberapa kali. Rumusannya pernah berbunyi bahwa "penculikan harus dihentikan dengan segala cara, bahkan dengan konsekuensi menyerang dan merugikan kekuatan kita sendiri."
Petunjuk Hannibal, terkadang, tampaknya terdiri dari dua versi yang berbeda, satu versi tertulis yang sangat rahasia, hanya dapat diakses oleh eselon atas IDF, dan satu versi "hukum lisan" untuk komandan divisi dan tingkat yang lebih rendah.
"Dalam versi terakhir, "tentu saja" sering diartikan secara harfiah, seperti "seorang prajurit IDF 'lebih baik mati daripada diculik'," tulis penjelasan di Wiki.
Serang Markas Sendiri Pakai Bom Udara
Laporan Mondoweiss tersebut mencatat kalau pada Jumat (20/10/2023), harian liberal Israel, Haaretz, menerbitkan laporan tentang peristiwa pada tanggal 7 Oktober sebagaimana diceritakan oleh komandan Divisi Gaza, Brigjen Jenderal Avi Rosenfeld.
Komandan tersebut menggambarkan bagaimana pejuang Hamas menyerbu markas divisi tersebut, menewaskan banyak tentara.
Dia kemudian menyatakan kalau divisi tersebut terpaksa meminta serangan udara terhadap pangkalan itu sendiri untuk memukul mundur para pejuang Hamas.
Mondoweiss juga mencatat kalau peristiwa serupa terjadi selama invasi darat Israel ke Gaza pada tahun 2014.
Setelah pejuang Hamas menangkap seorang tentara Israel, Hadar Goldin, militer Israel menargetkan daerah di mana ia ditangkap dengan serangan udara dan buldoser, untuk membunuh Goldin dan banyak warga Palestina sebanyak mungkin.
"Menurut investigasi yang dilakukan oleh Amnesty International dan PBB, “pemboman besar-besaran Israel menewaskan antara 135 dan 200 warga sipil Palestina, termasuk 75 anak-anak, dalam waktu tiga jam setelah dugaan penangkapan seorang tentara Israel itu,” tulis laporan tersebut.
Tujuan dari Protokol Hannibal Directive
Laporan Mondoweiss menjelaskan, respons militer Israel itu disebutkan adalah hasil dari kebijakan resmi tentara Israel.
"Kebijakan militer Israel itu terdokumentasi secara baik, setidaknya sejak tahun 1986, yang dikenal sebagai “Petunjuk Hannibal,” ungkap laporan tersebut.
Protokol ini menyatakan kalau pasukan Israel dapat membunuh tentara mereka sendiri untuk mencegah mereka jatuh (ditangkap/ditawan/disandera) ke tangan musuh.