Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas
Laporan menyebut, Tentara Israel berada di balik banyak kematian pemukim dan warga sipil mereka sendiri selama serangan Hamas:
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Apa tujuan protokol penumbalan ini?
"Melakukan hal ini membantu mencegah musuh mendapatkan pengaruh atas Israel. Sebagai contoh, Hamas menangkap seorang tentara Israel, Gilad Shalit, di dekat perbatasan Gaza pada tahun 2006. Setelah menahannya selama lima tahun, Hamas memaksa Israel untuk menukar Shalit dengan lebih dari 1.000 tahanan Palestina di Israel, termasuk pemimpin politik Hamas saat ini. di Gaza, Yahya Sinwar," papar ulasan di laporan Mondoweiss tersebut.
Ulasan itu juga melebarkan dugaan kalau protokol Hannibal Directive pada kasus serangan Hamas 7 Oktober, juga diterapkan bagai kalangan warga sipil Israel, bukan di kalangan warga sipil Palestina.
"Electronic Intifada menerbitkan wawancara panjang dengan seorang wanita Israel, Yasmin Porat, yang menggambarkan bagaimana dia ditawan oleh pejuang Hamas di Kibbutz Be’eri pada tanggal 7 Oktober."
"Menurut sumber-sumber Israel, pejuang Hamas membantai 112 warga Israel di kibbutz sebelum militer Israel mampu merespons."
"Namun, menurut laporan Porat, para penculik Hamas memperlakukan dia dan tawanan lainnya dengan “manusiawi”, percaya bahwa mereka akan diizinkan mundur dengan aman ke Gaza karena perlindungan yang diberikan oleh tawanan Israel sebagai perisai manusia."
"Tetapi, ketika tentara Israel tiba, “mereka melenyapkan semua orang, termasuk para sandera. Terjadi baku tembak yang sangat, sangat hebat,” kata Porat seperti diulas dalam laporan tersebut.
Kesaksiannya dilengkapi dengan bukti dari tentara Israel yang menggambarkan bagaimana militer Israel menembakkan peluru tank ke gedung-gedung tempat pejuang Hamas dan tawanan Israel berada.
Sebagai informasi, catatan Mondoweiss ini mengutip laporan tanggal 11 Oktober oleh jurnalis Quique Kierszenbaum di The Guardian.
Dihujani Tembakan Tank
Dalam laporan lain di Haaretz edisi Ibrani tanggal 11 Oktober oleh jurnalis Nir Hasson dan Eden Solomon, seorang wakil komandan batalion cadangan lapis baja Israel menggambarkan bagaimana dia dan unit tanknya bertempur di dalam kibbutz, dari rumah ke rumah, dengan tank.
“Kami tidak punya pilihan,” dia menyimpulkan.
Dalam artikel Haaretz selanjutnya, tertanggal 20 Oktober, Hasson melaporkan, menurut seorang penduduk Be'eri yang rekannya terbunuh dalam serangan itu, militer Israel “menembaki rumah-rumah yang semua penghuninya ada di dalamnya untuk melenyapkan para pejuang Hamas bersama dengan para sandera.”
"Laporan tersebut mencatat, “Kemarin, 11 hari setelah pembantaian tersebut, mayat seorang ibu dan putranya ditemukan di salah satu rumah yang hancur. Diduga masih banyak jenazah yang masih tergeletak di reruntuhan,” tulis Mondoweiss.
Laporan Mondoweiss menyimpulkan, kalau para militan Hamas Palestina bersembunyi di gedung-gedung tersebut bersama tawanan Israel mereka ketika tentara Israel menyerang mereka dengan tembakan tank besar-besaran dari jarak dekat.
"Patut diusut siapa penyebab paling banyak kematian dan kehancuran yang terjadi. Hal ini sangat penting karena kematian tersebut kini digunakan untuk membenarkan kehancuran Gaza dan pembunuhan ribuan warga sipil di sana,” tulis laporan tersebut.
(oln/mndws/tg/TC/*)