Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Reaksi Keras Dunia setelah Serangan Israel ke Rafah Buat Netanyahu 'Cuci Tangan'

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu seolah-olah 'cuci tangan' setelah mendapatkan kecaman dari berbagai pihak terkait serangan di Rafah.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Reaksi Keras Dunia setelah Serangan Israel ke Rafah Buat Netanyahu 'Cuci Tangan'
tangkapan layar khaberni
BOM RAFAH- Israel mengebom kamp Rafah, tempat para pengungsi berlindung di tenda-tenda pengungsian. Media Palestina melaporkan, sedikitnya 50 orang terbakar setelah pemboman yang dilakukan militer Israel, dan setidaknya 40 orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Minggu malam akibat pemboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan Jalur Gaza. 

Meski telah mendapatkan tekanan dunia, Netanyahu menyampaikan pesan menantang dari mimbar Knesset pada Senin malam.

Ia telah bersumpah untuk terus berperang di Gaza meskipun ada kecaman internasional atas serangan di Rafah.

Netanyahu juga menolak tuduhan bahwa pemerintahnya tidak melakukan negosiasi dengan itikad baik untuk pembebasan sandera yang ditahan.

"Mereka yang mengatakan mereka tidak siap menghadapi tekanan mengibarkan bendera kekalahan; Saya tidak akan mengibarkan bendera seperti itu, saya akan terus berjuang sampai bendera kemenangan dikibarkan," ungkap Netanyahu.

"Saya tidak bermaksud mengakhiri perang sebelum semua tujuan tercapai."

"Jika kita menyerah, pembantaian akan kembali terjadi. Jika kita menyerah, kita akan memberikan kemenangan besar terhadap teror dan Iran," tegasnya.

Baca juga: Dunia Kutuk Pasukan Netanyahu yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah: Israel Ciptakan Akar Kebencian

Komentar Netanyahu muncul hanya beberapa jam setelah anggota parlemen Gadi Eisenkot, yang merupakan pengamat di kabinet perang, dilaporkan mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Knesset bahwa Israel harus menghentikan serangannya di Rafah.

Berita Rekomendasi

Menurut laporan media Ibrani, Eisenkot mengatakan kepada komite tersebut bahwa hal yang benar untuk dilakukan di Jalur Gaza adalah mencapai akhir pertempuran di Rafah.

"Sama seperti kita berhenti melakukan gencatan senjata terakhir kali, kita dapat menghentikan pertempuran dan kembali melakukan gencatan senjata selama diperlukan untuk mencapai tujuan perang," kata Eisenkot.

Mengutuk perdana menteri atas penanganan konflik selama debat 40 tanda tangan, Pemimpin Oposisi Yair Lapid pada hari Senin meminta Netanyahu untuk duduk guna menyepakati tanggal pemilu sehingga Israel dapat “memiliki pemerintahan yang baik”.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas