Presiden Venezuela Geser Perayaan Natal dari Desember Menjadi Oktober, Masyarakat Tidak Senang
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengumumkan rencana untuk memindahkan Natal dari bulan Desember ke bulan Oktober.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Tindakan keras terhadap oposisi juga telah memicu lebih banyak kekhawatiran tentang keadaan negara tersebut.
Lebih dari 2.400 orang telah dipenjara sejauh ini, menurut kantor berita AFP.
Wartawan, politisi, dan pekerja bantuan turut dipenjara.
Mengutip NBC News, Mahkamah Agung Venezuela, yang dikenal loyal kepada presiden, menyatakan Maduro sebagai pemenang pemilihan umum 28 Juli.
Pihak oposisi sempat mengumpulkan hasil pemungutan suara untuk membuktikan bahwa merekalah pemenangnya.
Tetapi Mahkamah Agung Venezuela mengatakan bahwa penghitungan suara daring yang disusun oleh partai-partai oposisi itu adalah palsu.
Sementara itu, pengamat pemilu dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Carter Center mengatakan hasil pemilu yang diumumkan pemerintahan Maduro kurang kredibel.
AS, Uni Eropa, dan beberapa negara Amerika Latin juga setuju dan mengatakan hasil pemilu negara tersebut curang.
Mereka mendukung klaim dari oposisi bahwa kandidat mereka, Edmundo Gonzalez, adalah pemenang pemilu sebenarnya.
Surat Penangkapan Edmundo González
Beberapa jam sebelum pengumuman Natal, surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk kandidat presiden oposisi Edmundo González.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers hari Selasa (3/9/2024) bahwa AS mengutuk surat perintah penangkapan tersebut.
Baca juga: Presiden Venezuela Maduro Tandatangani Dekrit Pemblokiran Akses X Selama 10 Hari
"Ini hanyalah contoh lain dari upaya Maduro untuk mempertahankan kekuasaan dengan kekerasan dan menolak untuk mengakui bahwa Mr. Gonzalez memenangkan suara terbanyak pada tanggal 28 Juli," katanya.
Kirby mengatakan pemerintah AS telah memerintah dan mengkalibrasi sanksi AS terhadap Venezuela, termasuk penyitaan pesawat penumpang yang digunakan oleh Maduro.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)