Tank M1A1 Abrams Buatan Amerika Eliminasi Pasukan Infanteri Rusia di Pokrovsk
Tank yang dioperasikan oleh Brigade Mekanis ke-47, ini menetralkan satu tim infanteri Rusia.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Kabar tak sedap datang dari Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dikabarkan menuduh Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, yang dinilai gagal mengamankan lebih banyak pasokan senjata dari sekutu.
Dmytro Kuleba adalah salah satu pejabat Ukraina yang mengundurkan diri dalam gelombang reshuffle massal di pemerintahan Zelensky baru-baru ini.
Anggota parlemen Ukraina, David Arakhamia, dari partai Pelayan Rakyat pimpinan Zelensky mengatakan, lebih dari separuh anggota senior pemerintah Ukraina akan diganti.
"Zelensky bertemu dengan anggota fraksinya untuk menjelaskan niatnya pada Rabu (4/9/2024) malam, setelah parlemen Ukraina gagal menyetujui beberapa perubahan kabinet yang diusulkan," lapor Suspilne, Kamis (5/9/2024).
Sebelumnya Dmytro Kuleba disebut-sebut sebagai pejabat yang paling mungkin diberhentikan.
"Zelensky mengatakan kepada anggota parlemen bahwa diplomat itu (Dmytro Kuleba) tidak punya energi untuk mendorong pasokan senjata," kata seorang sumber di partai Zelensky.
Sebelumnya, Dmytro Kuleba dinilai gagal untuk meningkatkan sumbangan senjata dari sekutu Ukraina.
Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan militer Ukraina secara defensif dan ofensif terhadap serangan Rusia.
Minggu lalu, ia menuduh para donatur Barat yang tidak disebutkan namanya bahwa mereka gagal mengirimkan sistem pertahanan udara Patriot yang dijanjikan kepada Ukraina.
Dmytro Kuleba juga telah melobi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, tapi tidak berhasil untuk mendapatkan izin penggungaan senjata jarak jauh yang dari negara Barat untuk menyerang sasaran jauh di wilayah Rusia.
Surat kabar The Economist mengutip sumber yang dekat dengan pemimpin Ukraina, yang mengatakan Zelensky berniat menyingkirkan Dmytro Kuleba lebih awal, namun dicegah oleh Departemen Luar Negeri AS.