Dinasti politik: Keluarga Rajapaksa ingin kembali berkuasa di Sri Lanka
Anak mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa dimajukan dalam putaran pemilu presiden. Dalam kampanye, Namal Rajapaksa mengubah penampilannya…
Dua tahun setelah Mahinda lengser dan mengungsi, putra Mahinda Rajapaksa, Namal, mendaftarkan diri dalam pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada 21 September mendatang.
“Kenyataan bahwa orang-orang yang diusir setelah aragalaya [protes massa] ikut serta dalam pemilu sudah cukup buruk,” kata Lakshan Sandaruwan, seorang mahasiswa yang ikut serta dalam demonstrasi, kepada BBC Sinhala.
“Yang lebih buruk lagi adalah beberapa orang mungkin benar-benar akan memilih salah satu anggota keluarga tersebut,” imbuhnya.
Namal bukanlah satu-satunya keluarga Rajapaksa yang kembali ke panggung politik.
Gotabaya Rajapaksa—pria yang diusir para demonstran ke luar negeri—tidak tinggal lama dalam pengasingannya.
Dia kembali hanya 50 hari setelah kepergiannya yang “memalukan”. Pertama ke Singapura dan kemudian ke Thailand.
Sekembalinya ke Sri Lanka, dia diberi hak istimewa sebagai mantan presiden: sebuah bungalow mewah dan keamanan, yang semuanya dibiayai uang negara.
Ranil Wickremesinghe adalah politikus oposisi yang ditunjuk sebagai presiden selama dua tahun sisa masa jabatan Rajapaksa.
Partai Sri Lanka Podu Jana Peramuna (SLPP) yang dipimpin keluarga Rajapaksa—memiliki kursi mayoritas atau dua pertiga di parlemen—memberikan dukungan kepada Wickremesinghe.
Selama menjadi presiden, Wickremesinghe berfokus pada pembangunan ekonomi Sri Lanka. Namun, ia dituduh melindungi keluarga Rajapaksa karena mengizinkan mereka untuk berkumpul kembali. Dia juga dituding melindungi keluarga Rajapaksa dari gugatan hukum—sebuah tuduhan yang ia bantah.
Beberapa jam setelah Wickremesinghe menjadi presiden, militer dikerahkan untuk membubarkan kerumunan massa di Galle Face, Kota Kolombo, yang menjadi pusat protes. Puluhan tentara menyerbu lokasi tersebut guna membongkar tenda-tenda dan barang-barang milik para demonstran.
“Ranil melindungi keluarga Rajapaksa dari kemarahan rakyat. Dia memastikan kelangsungan parlemen, kabinet, dan pemerintah yang dipimpin oleh SLPP. Dia tidak melakukan apa pun untuk menghentikan korupsi, dan bahkan menekan kemajuan penyelidikan terhadap anggota keluarga Rajapaksa,” kata analis politik, Jayadeva Uyangoda.
“Dia juga melindungi mereka dari tekanan internasional yang meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia yang serius, dan tuduhan-tuduhan yang berkaitan dengan perang," imbuhnya.
Kondisi ekonomi yang 'menyakitkan'
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.