Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

Dinasti politik: Keluarga Rajapaksa ingin kembali berkuasa di Sri Lanka

Anak mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa dimajukan dalam putaran pemilu presiden. Dalam kampanye, Namal Rajapaksa mengubah penampilannya…

zoom-in Dinasti politik: Keluarga Rajapaksa ingin kembali berkuasa di Sri Lanka
BBC Indonesia
Dinasti politik: Keluarga Rajapaksa ingin kembali berkuasa di Sri Lanka 

Meskipun tidak ada kelangkaan BBM atau pemadaman listrik, tapi harga-harga telah meroket. Pemerintah juga telah menghapus subsidi untuk kebutuhan pokok seperti listrik serta memotong pengeluaran bantuan sosial.

Sementara itu, pajak telah meningkat karena Wickremesinghe telah meningkatkan tarif pajak secara tajam.

Beberapa ekonom mengatakan bahwa langkah-langkah yang menyakitkan ini diperlukan untuk memulihkan stabilitas makro-ekonomi Sri Lanka karena negara ini sedang berusaha merestrukturisasi utang internasionalnya sembari tetap berpegang pada ketentuan-ketentuan dana talangan yang disetujui Dana Moneter Internasional (IMF).

Cadangan devisa negara ini telah meningkat menjadi sekitar US$6 miliar (Rp91,6 triliun) dari hanya US$20 juta (Rp305 miliar) pada puncak krisis, dan inflasi sekitar 0,5%.

Namun, dampak nyata yang dirasakan oleh jutaan masyarakat Sri Lanka sangatlah buruk.

Sebuah studi dari organisasi penelitian kebijakan Lirne Asia, yang mensurvei 10.000 rumah tangga, memperkirakan sebanyak tiga juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan pada tahun 2023 sehingga mendorong jumlah orang miskin dari empat juta menjadi tujuh juta orang.

Keluarga-keluarga ini akan kelaparan dan, karena putus asa untuk mendapatkan lebih banyak uang, mereka menarik anak-anak mereka dari sekolah.

Berita Rekomendasi

Keluarga Rajapaksa membantah melakukan kesalahan. Namun, pada 2023, Mahkamah Agung negara tersebut memutuskan bahwa keluarga ini—termasuk Gotabaya dan Mahinda—secara langsung bertanggung jawab atas kesalahan pengelolaan ekonomi antara tahun 2019 dan 2022, yang memicu krisis.

Nimesha Hansini, seorang mahasiswa di Kolombo, mengatakan kepada BBC Sinhala bahwa ia merasa keluarga Rajapaksa “secara langsung bertanggung jawab atas krisis ekonomi karena penipuan keuangan yang dilakukan dengan kedok proyek-proyek pembangunan selama masa pemerintahan mereka”.

“Tetapi tidak ada yang berubah dari mereka - hanya kekuatan politik mereka yang menurun,” tambahnya.

“Saya tidak punya banyak hal untuk dikatakan tentang mereka,” kata Rashmi, seorang petani di kubu tradisional Rajapaksa di Hambantota.

“Kami menderita karena apa yang telah mereka lakukan. Kami memilih mereka sebelumnya, tetapi itu tidak akan pernah terjadi lagi.”

'Pewaris keluarga yang mencoba peruntungan di kursi kepresidenan'

Ini adalah pemikiran yang ingin diubah oleh Namal Rajapaksa—ia ingin memenangkan kembali basis pendukungnya.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas