Hungaria Tidak Mau Patuhi Perintah Penangkapan ICC, Justru Akan Gelar Karpet Merah untuk Netanyahu
Hungaria tidak mau patuhi perintah penangkapan ICC terhadap Netanyahu cs.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Sambil menyerukan kepada semua pihak untuk mematuhi hukum internasional, Wong menambahkan bahwa Australia fokus pada kerja sama dengan negara-negara yang menginginkan perdamaian untuk mendesak gencatan senjata yang sangat dibutuhkan.
Irlandia
Irlandia siap menangkap Netanyahu jika dia datang ke negara tersebut, kata Perdana Menteri Simon Harris, Reuters melaporkan.
"Ya, tentu saja. Kami mendukung pengadilan internasional dan kami menerapkan surat perintah mereka," kata Harris kepada penyiar nasional RTE.
Slovenia
Slovenia akan menghormati surat perintah penangkapan untuk para pemimpin Israel dan Hamas yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Slovenia akan sepenuhnya mematuhi perintah tersebut, ujar Perdana Menteri Robert Golob, dikutip oleh kantor berita Slovenia STA pada Kamis malam, Reuters melaporkan.
Yordania
Mengutip The Times of Israel, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan keputusan ICC harus dihormati dan dilaksanakan.
Dia menambahkan, Palestina pantas mendapatkan keadilan setelah apa yang disebutnya sebagai "kejahatan perang" Israel di Gaza.
Kanada
Baca juga: Daftar Negara ICC yang Bakal Menangkap Netanyahu dan Gallant
Pada hari Kamis, Kanada menegaskan dukungan dan kepatuhannya terhadap surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk Netanyahu dan Yoav Gallant.
"Pertama-tama, seperti yang selalu dikatakan Kanada, sangat penting bagi semua orang untuk mematuhi hukum internasional. Ini adalah sesuatu yang telah kami serukan sejak awal konflik," ujar Perdana Menteri Justin Trudeau kepada wartawan di wilayah Toronto, mengutip Anadolu.
Sebagai salah satu anggota pendiri Mahkamah Pidana Internasional dan Mahkamah Internasional, Trudeau menegaskan:
"Kami mendukung hukum internasional, dan kami akan mematuhi semua peraturan dan putusan pengadilan internasional."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)