Iran Mau Pindahkan Ibu Kota dari Teheran ke Makran di Selatan, Persiapan Perang Besar Lawan Israel?
Teheran, sebagai ibu kota dan simbol negara Iran, rentan terhadap serangan Tel Aviv. Pemindahan ibu kota ke Selatan lebih jauh dari jangkauan Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Desas-desus yang tidak terkonfirmasi, rencana pemindahan ibu kota Iran ini juga terkait konflik besar dengan Israel.
Teheran, sebagai ibu kota dan simbol negara, rentan terhadap serangan Tel Aviv.
Pemindahan ibu kota ke Selatan yang lebih jauh dari jangkauan Israel, menjadi alasan strategis-teknis dalam persiapan Iran menghadapi perang besar-besaran.
Baca juga: Nilai Mata Uang Rial Iran Ambrol, Israel Waspada Tinggi Karena Khawatir pada Langkah Ekstrem Teheran
Namun, para penentang rencana tersebut khawatir tentang tingginya biaya dan kesulitan logistik yang terkait dengan pemindahan tersebut.
Mereka memperingatkan bahwa pemindahan tersebut dapat menyebabkan ekonomi Teheran runtuh, dan kerusakannya mungkin memerlukan waktu puluhan tahun untuk diperbaiki.
Gelar Latihan Militer Besar-besaran
Di tengah kesulitan ekonomi, toh Iran tetap menunjukkan niatnya untuk bersiap menghadapi potensi perang, khususnya terhadap Israel.
Niat itu ditunjukkan oleh Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran yang memulai program latihan militer berskala luas bekerja sama dengan tentara Iran di provinsi tengah Isfahan pada 7 Januari.
Latihan ini diklaim bertujuan untuk mensimulasikan pertahanan situs nuklir utama dari ancaman udara, model serangan yang belakangan dipertontokan Israel ke teritorial Iran .
IRGC mengumumkan bahwa pasukannya melakukan latihan yang meniru pertahanan situs nuklir utama Natanz terhadap ancaman udara.
Baca juga: Iran Pamer Kekuatan di Latihan Militer: IRGC Kini Punya Loitering Munition di Lokasi Nuklir Natanz
Tahap pertama latihan, yang dijuluki Eqtedar 1403, dimulai pada hari Selasa di dekat fasilitas nuklir Natanz. Latihan ini diperintahkan oleh Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh, komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatem al-Anbia Iran.
Latihan tersebut difokuskan pada simulasi pertahanan situs nuklir dari beberapa “ancaman udara” saat berada dalam “kondisi peperangan elektronik,” menurut kantor berita Iran Press TV.
Peristiwa ini terjadi setelah beberapa latihan militer lainnya di seluruh negeri.
Juru bicara Garda Revolusi Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini mengumumkan pada 6 Januari bahwa sekitar 30 latihan darat, udara, dan laut telah berlangsung di enam provinsi barat dan selatan Iran, seraya menambahkan bahwa latihan ini akan terus berlanjut hingga Maret. Naeini mengatakan latihan tersebut dirancang untuk melawan "ancaman baru."
Ancaman baru ini diduga merujuk pada ancaman Israel dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.