Beda Operasi Bariatrik dengan Sedot Lemak, 2 Cara Turunkan Berat Badan setelah Gagal Diet
Beda Operasi Bariatrik dengan Sedot Lemak, 2 cara turunkan berat badan setelah gagal diet dan punya masalah kesehatan serius karena berat badan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Fungsi Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan berlebih dan mengurangi risiko masalah kesehatan terkait berat badan yang berpotensi mengancam jiwa, termasuk:
- Penyakit jantung dan stroke
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD) atau steatohepatitis nonalkohol (NASH)
- Apnea tidur
- Diabetes tipe 2
Operasi bariatrik biasanya dilakukan hanya setelah seseorang mencoba menurunkan berat badan dengan memperbaiki pola makan dan kebiasaan olahraga.
Operasi Sedot Lemak
Baca juga: Melly Goeslaw Jalani Operasi Bariatri, Akui Bahagia dan Sebut sebagai Langkah Besar
Sedot lemak adalah prosedur pembedahan yang menggunakan teknik penyedotan untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu, seperti perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher.
Sedot lemak juga dapat membentuk (kontur) area yang dihilangkan lemaknya.
Nama lain untuk sedot lemak termasuk lipoplasti dan pembentukan tubuh, dikutip dari Mayoclinic.
Sedot lemak biasanya tidak dianggap sebagai metode penurunan berat badan secara keseluruhan atau alternatif penurunan berat badan.
Jika seseorang kelebihan berat badan, ia cenderung menurunkan lebih banyak berat badan melalui diet dan olahraga atau melalui prosedur bariatrik, seperti operasi bypass lambung, daripada dengan sedot lemak.