Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bawaslu Minta Kominfo Bertindak Cepat Turunkan Postingan Ujaran Kebencian dan Rasisme di Medsos

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja melihat banyak sekali ujaran kebencian dan rasisme di media sosial pada pemilu sebelumnya.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bawaslu Minta Kominfo Bertindak Cepat Turunkan Postingan Ujaran Kebencian dan Rasisme di Medsos
Mario Sumampow
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, ditemui di hotel kawasan Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2023). Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI berharap Pemilu 2019 lalu dapat menjadi pelajaran untuk kontestasi lima tahunan berikutnya nanti. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI berharap Pemilu 2019 lalu dapat menjadi pelajaran untuk kontestasi lima tahunan berikutnya nanti.

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja melihat banyak sekali ujaran kebencian dan rasisme di media sosial pada pemilu sebelumnya.

"Semoga (Pemilu 2024) tidak terjadi demikian. Untuk itu Bawaslu sudah mulai mendekati teman-teman (pemilih pemula) untuk meyakinkan mereka, pemilu itu seharusnya adu gagasan dan menghormati pendapat khalayak," kata Bagja dalam keterangannya, dikutip Jumat (30/6/2023).

Baca juga: Zulhas Kunjungan ke Pasar Bandarjo Semarang dan Bagi-bagi Uang, Aksinya Disorot Panwascam Bawaslu

Guna menangani hal itu, tentu Bagja mengaku pihaknya tidak bisa bergerak sendiri. Peran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga penting dalam bertindak cepat dan menurunkan postingan ujaran kebencian dan rasisme di berbagai platform media sosial.

"Teman-teman sudah saatnya menyadari bahwa kebebasan berbicara dibatasi dengan kebebasan orang lain untuk menikmati pemilu aman dan damai tidak penuh hate speech," tuturnya.

Sebelumnya, dari situs resmi Bawaslu, dikabarkan ihwal Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) juga telah mengajak Bawaslu untuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian melalui kampanye mereka yang berjudul Social Media 4 Peace.

Berita Rekomendasi

Diungkapkan Kepala Unit Komunikasi dan Informasi, Kantor Wilayah Multisektoral UNESCO, Ana Lomtadze, saat ini hingga akhir siklus pemilu, ujaran kebencian, disinformasi, dan konten menghasut yang tersebar secara online berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap pemilu dan memfasilitasi kekerasan di dunia nyata.

Baca juga: KPU Bantah Temuan Bawaslu Soal Penambahan Data Pemilih Pemilu 2024

“Social Media 4 Peace memiliki dua tujuan yang pertama adalah mempromosikan narasi kedamaian di media sosial, dan untuk tujuan ini kami berkerja bersama dengan anak muda, pemimpin keagamaan, untuk mempromosikan narasi damai di media sosial saat Pemilu," ujar Ana saat menyambangi Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (21/6/2023).

"Kedua yaitu, mengembangkan inovasi untuk menangkal ujaran kebencian dan hoaks,” sambungya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas