Profil Jenderal Purnawirawan yang Hadir di Hambalang saat SBY Bertemu Prabowo, Ada Eks Panglima ABRI
SBY turut didampingi Jenderal Purnawirawan TNI saat menyambangi kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain ditemani oleh para petinggi Partai Demokrat, Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut didampingi Jenderal Purnawirawan TNI saat menyambangi kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023).
Kedatangan SBY disambut langsung oleh Prabowo dengan salam hormat. Prabowo nampak mengenakan kemeja berwarna biru, senada dengan SBY.
Baca juga: Pidato SBY kepada Prabowo: demi Anda, Saya Siap Turun Gunung
"Selamat datang," sambut Prabowo pada SBY dan AHY beserta jajaran Partai Demokrat.
Adapun Purnawirawan Jenderal TNI yang turut meramaikan pertemuan tertutup di Hambalang tersebut adalah mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan eks Komandan Jenderal Kopassus Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
Momen kebersamaan Prabowo, SBY, Wiranto dan Agum Gumelar bukan tampak kali ini saja.
Sebelumnya pada acara Peringatan Ulang Tahun ke 64 Pepabri (Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri) Tahun 2023 yang diselenggarakan di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023), mereka juga tampak kompak.
Baca juga: Usai Bertemu Prabowo, Demokrat akan Putuskan Arah Koalisi saat Rapimnas 21 September
Berikut ini profil jenderal purnawirawan TNI yang dampingi SBY bertemu Prabowo
Profil Wiranto
Wiranto adalah Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) terakhir di masanya, tahun 1999, TNI dipisahkan dari polisi sehingga yang ada adalah nomenklatur Panglima TNI.
Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006-2010, dia kembali terpilih untuk masa jabatan yang kedua (2010-2015).
Karier militer
Selepas beliau dilantik dari Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Wiranto mengawali karier militer sebagai perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dari Korps Kecabangan Infantri pada tahun 1968.
Wiranto yang kala itu menyandang pangkat letnan dua mengikuti berbagai jenis pendidikan latihan pengembangan umum maupun spesialisasi, antara lain;
- Sussarcab Infantri (1969)
- Suslapa Infantri (1976)
- Sekolah Staff dan Komando (Sesko) TNI AD (1984)
- Lemhanas (1995).
Dalam pendidikan pengembangan spesialisasi,beliau mengikuti Sussar Para (1968), Susjur Dasar Perwira Intelijen (1972), dan Suspa Binsatlat (1977).
Baca juga: Sejumlah Jenderal Purnawirawan TNI Turut Hadir di Pertemuan SBY-Prabowo di Hambalang, Siapa Mereka?
Beliau mencapai prestasi sangat memuaskan sebagai Siswa Terbaik.
Berkat dedikasi dan kemampuannya, ABRI memberikan kepercayaan kepada Wiranto untuk menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993).
Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.
Karier Wiranto terus menanjak dengan jabatan yang dipangkunya sebagai Kasdam Jaya (1993), lalu dipromosikan menjadi Pangdam Jaya (1994).
Karir beliau melejit lebih tinggi setelah beliau menjabat sebagai Pangkostrad pada tahun 1996.
Pengalaman sebagai Pangkostrad selama 15 bulan membuat beliau dipercaya menjadi Direktur Latihan pada ‘Latihan Gabungan ABRI 1996’.
Dinilai baik, Wiranto kemudian diangkat menjadi Kepala Staff TNI Angkatan Darat (Kasad) pada 1997.
Pada Februari 1998, Presiden RI melantik Wiranto menjadi Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) RI.
Kemudian pada bulan Maret 1998, beliau diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima Angkatan Bersenjata (Menhankam / Pangab).
Dengan adanya pemisahan Polri (Kepolisian Negara RI) dari organisasi ABRI pada 1 April 1999 dan sebutan ABRI pun berubah menjadi TNI, sejak itu jabatannya menjadi Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Tentara Nasional Indonesia.
(Menhankam/Panglima TNI). Setelah SU MPR 1999, Wiranto ditunjuk oleh Presiden RI sebagai Menko Polkam. Beliau mengemban jabatan ini hingga Mei 2000, saat beliau menyatakan mundur dari jabatannya.
Setelah Pemilu Legislatif 2009, tepatnya pada 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla (Capres Partai Golkar), mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan capres-cawapres yakni Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura.
Tahun 2014, Wiranto kembali ikut dalam daftar Capres, bergandengan dengan Hary Tanoesoedibjo, Pasangan capres dan cawapres ini dikenal dengan nama WINHT dengan partai pengusung Partai Hanura.
Baca juga: TPN Ganjar Pranowo Diisi Jenderal Pensiunan TNI-Polri, NasDem: Kita Tidak Mau Perang
Profil Agum Gumelar
Berikut profil dan biodata Agum Gumelar, mantan danjen Kopassus yang turut hadir di kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023).
Agum Gumelar lahir di Tasikmalaya pada 17 Desember 1945.
Seperti dilansir dari Tribunnews Wiki, Agum Gumelar menghabiskan masa kecilnya di Bandung hingga selesai pendidikan SMA.
Agum Gumelar kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada 1969.
Agum Gumelar menikah dengan Linda Amalia Sari putri dari Letjen (Purn) Achmad Tahir, salah satu tokoh militer Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata kabinet Pembangunan IV.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak, Zeke Khaseli dan Ami Gumelar.
Rekam jejak
Agum Gumelar mengawali karier militernya pada 1973 ketika ia menjabat sebagai staf Kopkamtib.
Pada 1987 Agum Gumelar menjadi Wakil Asintel Kopassus, lalu menjadi Asisten Intelijen Kopassus setahun berikutnya.
Pada 1992, Agum Gumelar menjadi Danrem Garuda Hitam di Lampung dan karirnya menanjak sampai ia menjadi Kasdam I Bukit Barisan hingga 1996.
Setelah itu Agum Gumelar menjadi staf ahli Pangab bidang PolKam dan Pangdam VII WiraBuana di tahun 1996 sampai 1998.
Pada 1998 Agum Gumelar menjadi Gubernur Lemhanas.
Agum Gumelar terjun ke dunia politik pada 1999 ketika Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan.
Baca juga: Ini Peta Dukungan Purnawirawan Jenderal ke Prabowo, Anies, dan Ganjar di Pilpres 2024
Disaat yang sama, Agum Gumelar juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003.
Kemudian Agum Gumelar menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Persatuan Nasional pada 2001 di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pada tahun yang sama, Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan di dalam Kabinet Gotong Royong.
Pada 2004, Agum Gumelar menjadi calon wakil presiden dalam pemilihan presiden dari fraksi PPP bersama Hamzah Haz sebagai calon presiden.
Pada 2007, Agum Gumelar mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta.
Satu tahun kemudian, Agum Gumelar dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat oleh PDIP namun gagal.
Pada 2011, Agum Gumelar menjabat sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI dan sebelumnya Agum menjabat sebagai Ketua umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) pada 2003 hingga 2007. (1)
Pada Rabu (17/1/2018), Presiden Joko Widodo melantik Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Karier Militer
- Ketua Sekretaris Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabilitas Nasional Daerah (Bakorstanasda)
- Dan Ton Yonif 323/Siliwangi (1969-1970)
- Dan Ton 1 KI-121 Grup 1 Kopassandha (1971-1972)
- Dan Prayudha (1972-1974)
- Staf Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Badan Koordinasi Intelijen Negara (1973-1976)
- Wadan Team Khusus Satgas Intel (1974-1975)
- Sprin Ka Bakin Dbp. D-III (1975-1980)
- Waka Perwakilan Taipei (1976-1980)
- Dan Karsa Yudha-1 Grup-2 (1981)
- Pgs. Pa Penjarah (1981)
- Dan Karsa Yudha-5 Grup-4 (1982)
- Wadan Grup-4 (1983)
- Waas Intel (1986)
- Pgs. Waas Intel (1986)
- Wakil Asisten Intelijen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (1987-1988)
- Asisten Intelijen Kopassus (1988-1990)
- Asisten Intelijen I Kasdam Jaya (1989)
- Komandan Korem 043/Garuda Hitam (1992-1993)
- Danrem 043/Gatam Kodam II Sriwijaya (1992)
- Direktur A Badan Intelijen dan Strategis (Bais) ABRI (1993-1994)
- Komandan Kopassus ke-13 (1993-1994)
- Kasdam I/Bukit Barisan (1994-1996)
- Staf Ahli Pangab Bidang Polkam (1996-1996)
- Pangdam VII/Wirabuana (1996-1998)
- Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) (1998-1999).