Jokowi Ajak 3 Capres Makan Siang di Istana, Pengamat: Agar Terlihat Netral
Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengungkap alasan Presiden Jokowi mengajak tiga bakal capres makan siang bersama.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, menilai alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak tiga bakal capres, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, untuk makan siang bersama di Istana Negara hari ini, Senin, (30/10/2023).
Menurut Burhanuddin, Jokowi ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia bersikap netral pada Pilpres 2024.
"Menurut saya Presiden sedang berusaha menampilkan ke publik bahwa beliau sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan itu ingin netral kepada seluruh peserta pilpres," kata Burhanuddin siang ini, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
Burhanuddin menganggap, hal itu penting dilakukan setelah putranya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, mendapat "tiket" dari MK untuk menjadi cawapres Prabowo.
"Ini penting karena bagaimanapun setelah MK mengambil keputusan untuk memberi semacam tiket konstitusional buat Gibran, putra Presiden, itu ekspektasi publik agar presiden lebih (bersikap) negarawan, lebih netral itu makin meningkat," kata dia menjelaskan.
Baca juga: 3 Capres Diundang Makan Siang ke Istana, Nasdem: Pak Jokowi Kirim Sinyal Akan Netral di Pilpres 2024
Burhanuddin yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu mengatakan, berdasarkan survei, sebesar 80 persen masyarakat Indonesia saat ini ingin Jokowi netral atau tidak memihak.
"Nah, ini tentu berkaitan dengan semacam kekhawatiran kalau misalnya Pilpres 2024 diikuti putra beliau, yaitu Gibran, sebagai cawapres Pak Prabowo, itu dikhawatirkan instumen kekuasaan tidak bisa bersikap netral," kata Burhanuddin.
Kata dia, undangan makan siang kepada tiga capres itu, memberikan sinyal kepada masyarakat bahwa presiden bakal mengayomi seluruh capres.
Akan tetapi, Burhanuddin mengatakan, tindakan Jokowi hari ini harus dilanjutkan dalam bentuk yang konkret.
Salah satunya ialah menginstruksikan kepada aparatur negara supaya tidak menggunakan fasilitas publik apa pun untuk kepentingan salah satu capres.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jokowi Makan Siang Bareng 3 Capres di Istana, Menunya Lontong hingga Rendang
"Nanti tinggal kita cek, kita awasi, kita monitor apakah komitmen verbal Presiden Jokowi, gesture atau sinyal akan diikuti dengan bukti konkret di lapangan atau tidak," ucapnya.
Burhanuddin kemudian menyinggung pernyataan Jokowi beberapa waktu lalu tentang cawe-cawe.
"Meski berkata bahwa cawe-cawe itu maksudnya ingin memberikan pengaruh agar keberlanjutan kepentingan nasional itu bisa mengarah pada komitmen menghadirkan Indonesia Maju 2024, tetapi kemudian, statement cawe-cawe itu kan dikaitkan dengan Gibran sebagai cawapres Pak Prabowo," katanya.
Dia menyebut, pada saat yang sama muncul tudingan, terutama dari kubu Anies, bahwa Jokowi lebih menganakemaskan Prabowo dan Ganjar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.