Perebutan Suara di Jawa dan Luar Jawa, Bappilu Golkar Akan Berkomunikasi ke Akar Rumput NU
Pernyataan Maman ini sekaligus merespons soal potensi suara NU yang akan terpecah usai majunya dua tokoh NU di Pilpres 2024.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Maman Abdurahman menegaskan, pihaknya akan melakukan beragam upaya untuk memenangkan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Salah satu upayanya yakni dengan melakukan komunikasi dengan masyarakat dan warga Nahdliyyin -sebutan kader Nahdlatul Ulama (NU)- di berbagai wilayah.
"Kami dari tim Bappilu Partai Golkar kita fokus kepada bagaimana membangun komunikasi yang baik sehingga akar rumput NU, masyarakat NU baik yang ada di wilayah jawa maupun luar jawa. Jadi seperti itu," kata Maman saat bincang bersama media di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Pernyataan Maman ini sekaligus merespons soal potensi suara NU yang akan terpecah usai majunya dua tokoh NU di Pilpres 2024.
Adapun tokoh yang dimaksud adalah bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo yakni Mahfud MD dan bakal cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Menyikapi hal itu, Maman menyebut bahwa sejatinya suara NU bukanlah milik perorangan, melainkan milik warga Indonesia.
"Pertama, NU itu milik kita semua. milik seluruh rakyat Indonesia. bukan hanya milik satu orang Mahfud MD, bukan hanya milik satu orang Muhaimin," kata Maman.
Bahkan kata Maman, di dalam NU sendiri terdapat perbedaan pendapat antara jajaran elit dengan akar rumput atau warga nahdliyyin.
Hal itu terbukti dari pencalonan Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2004 silam yang dipasangkan dengan Ketum PBNU saat itu Hasyim Muzadi.
Namun ternyata, pasangan Megawati-Hasyim itu menelan kekalahan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jusuf Kalla.
"Saya meyakini dalam beberapa kali kontestasi antara preferensi elit NU preferensi akar rumput NU sering kali berbeda. sebagai contoh dulu bu Mega berpasangan dengan pak Hasyim yang notabenenya ketum PBNU, ternyata tidak mampu (menang) juga," kata dia.
Atas hal itu, Maman merasa tidak masalah jika memang saat ini terdapat tokoh NU di kubu pasangan lain.
Sebab dirinya memiliki ikhtiar untuk memastikan suara akar rumput berada di kubu Prabowo-Gibran.
"Artinya preferensi elit dengan preferensi akar rumput NU itu berbeda. nah yang ingin saya sampaikan dan tegaskan adalah sampai hari ini fokus (komunikasi dengan akar rumput)," tukas Maman.