Wawancara Eksklusif dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno: Optimistis Menang Satu Putaran
Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto memiliki kemampuan kompetensi dan kapabilitasnya tetapi belum banyak diketahui publik.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Tidak ada informasi yang sekarang ini tidak termonitor atau media sosial atau melalui media online televisi dan lain-lain. segala sesuatu itu transparan sudah bisa terlihat dengan jelas.
Jadi menurut saya kalau ada dan kondisi yang sekarang begitu transparan terbuka informasinya ruangnya itu sudah terbuka di depan masyarakat, ada yang masih berani bermain-main atau nakal menggunakan fasilitas negara, menggunakan kewenangan dan lain-lain.
Saya yakin masyarakat itu langsung akan langsung bersuara, netizen pasti akan teriak pasti dan jangan lupa netizen itu sekarang suaranya tuh amat nyaring dan cenderung netizen itu juga dianggap bisa memvonis dan dipercaya oleh masyarakat vonisnya.
Baca juga: Golkar Yakin Ridwan Kamil Bakal Gabung Tim Kampanye Prabowo-Gibran: Sejauh Ini Konsisten
Jadi saya kira ini risiko yang dihadapi oleh mereka-mereka punya kekuasaan kewenangan tetapi kalau tidak bijak menggunakannya tentu itu akan menjadi sasaran kritik dari masyarakat secara hebat.
Sebagai politisi senior Anda mengikuti tarik menarik Gibran Rakabuming yang tercatat sebagai kadernya PDIP, Pak Jokowi secara formal tercatat sebagai kader utama PDIP Perjuangan. Orang menyoroti etika politiknya seolah enggak ada gitu. Menurut Bapak, penting nggak unggah-ungguh politik atau gimana?
Pertama Mas Gibran sudah izin kepada Mbak Puan untuk maju di pilpres, dan saya kira itu etika politik yang baik. karena menyampaikan secara langsung kepada Mbak Puan yang mewakili pimpinan PDIP.
Nah apakah kemudian status keanggotaannya kemudian dicabut, diberhentikan atau lain-lain itu saya kira masalah yang saya tidak layak mengkomentari itu. Tetapi beliau sudah menunjukkan etika politik yang baik dengan menyampaikan kehendaknya bahwa akan maju.
Kedua Pak Jokowi itu juga tidak bisa campur tangan ketika putranya itu kemudian diusung oleh kita. satu yang jelas Pak Jokowi tidak pernah mengarahkan, tidak pernah mengarahkan partai-partai dukung Pak Prabowo dan Mas Gibran, enggak pernah gitu.
Tetapi juga dalam kesempatan saya melihat bahwa Pak Jokowi ya berdiri di atas semua kepentingan kelompok terutama partai politik. jangan memang ada unik. Beliau sebagai ayah kita juga sebagai presiden dan saya kira Jokowi mengambil posisi sebagai presiden untuk tidak mengintervensi keputusan dari partai politik.
Baca juga: PAN Sebut Prabowo-Gibran Punya Peluang Menang Satu Putaran
Pak Edy, sebenarnya melihat sebenarnya etika politik kita masih ada ya? Kalau di PAN mekanisme gimana sih kalau ada orang kader PAN, kemudian dipakai partai lain untuk jabatan publik, fatsunnya bagaimana?
Kalau kita tentu kemudian menawarkan kepada yang bersangkutan untuk apakah tetap berjuang bersama-sama atau kemudian berjuang bersama partai lain, kalau dia sudah menyatakan bahwa dia berjuang bersama partai lain tentu kami berhentikan.
Tapi Mas Gibran tidak pernah menyatakan akan berjuang dengan partai lain, tetapi berjuang bersama Koalisi Indonesia maju, dan tidak menjadi anggota Partai politik selain PDIP hari ini.
Kita punya masalah kampanye yang tidak panjang hanya 75 hari dan kemudian kalau kita melihat tahapan-tahapan Pemilu sampai ke Pilkada itu kan urutannya ketat. Apakah PAN pernah memikirkan bahwa jadwal yang begitu ketat sampai kemudian Pilkada serentak?
Memang kita melihat sebelum kita bicara keamanan kita bicara kesiapan dan kemampuan dari penyelenggara Pemilu atau melaksanakan pemilu dengan jadwal yang begitu padat ya.