Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Pro Ekonomi Pancasila, Ganjar Andalkan Ekonomi Berdikari, Anies Dorong Efisiensi Anggaran

Prabowo mengungkapkan, ekonomi kapitalisme neo-liberal justru membuat potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia mengalir keluar

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Prabowo Pro Ekonomi Pancasila, Ganjar Andalkan Ekonomi Berdikari, Anies Dorong Efisiensi Anggaran
Tribunnewswiki
Tiga bakal capres 2024: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Prabowo Subianto, menilai Indonesia sudah tidak dapat meneruskan sistem ekonomi kapitalisme neo-liberal. Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertekad mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), memasang target pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,5-6,5 persen per tahun dalam lima tahun ke depan jika terpilih. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto, menilai Indonesia sudah tidak dapat meneruskan sistem ekonomi kapitalisme neo-liberal yang tak berpihak kepada rakyat, dan harus kembali ke jati diri bangsa yakni ekonomi Pancasila.

"Ekonomi liberal tidak memungkinkan menjadikan negara kita sejahtera. Cara mencapainya harus kembali pada ekonomi Pancasila," ujar Prabowo dalam paparannya di Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, yang digagas INDEF di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Prabowo mengungkapkan, ekonomi kapitalisme neo-liberal justru membuat potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia mengalir keluar, tidak berdampak untuk menyejahterakan rakyatnya sendiri.

Baca juga: Elektabilitas Anies, Ganjar dan Prabowo Subianto Berdasarkan 5 Lembaga Survei di Bulan Oktober 2023

"Bicara potensi kekakayaan, cadangan nikel kita terbesar di dunia. Timah, bauksit kita cadangan keenam di dunia. Ini adalah modal yang harus kita gunakan," ungkapnya.

"Masalahnya, Indonesia kurang pandai menjaga dan mengelola. Karena suatu fenomena net outflow kekayaan kita mengalir keluar," sambungnya.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan bangsa ini tidak setia dengan blue print yang telah digagas oleh para pemimpin Indonesia dari terdahulu, yakni merujuk pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33.

Baca juga: Adu Kuat Tim Hukum Pemenangan Ganjar-Mahfud vs Prabowo-Gibran vs Anies-Cak Imin, Ada Eks Jaksa Agung

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Tiap negara punya kultur berbeda. Barat suka kapitalisme neo-liberal, tetapi budaya dan pendiri bangsa kita tidak merancang seperti itu," kata Prabowo.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, ekonomi Pancasila adalah jalan tengah antara kapitalisme dan sosialis yang berpihak kepada kepentingan nasional, egaliter, dan berkeadilan sosial.

"Kita sebagai bangsa harus bertanggung jawab dan ini adalah misi kita, tidak menghendaki pemerintah hanya jadi wasit," jelasnya.

Dalam mewujudkan strategi pembangunan berlandaskan ekonomi Pancasila tersebut, Prabowo mengatakan dirinya bakal melanjutkan landasan ekonomi solid yang sudah dicapai para presiden RI terdahulu, terutama Joko Widodo (Jokowi).

"Apa yang dilakukan Jokowi tidak dapat dipungkiri suatu landasan yang cukup solid. Peningkatan ekonomi cukup besar, dari tolok ukur mana pun bisa dilihat peningkatannya dari jalan tol dan umum, pembangkit listrik, jumlah bandara," kata Prabowo.

Prabowo Minta Bantuan Para Ekonom

Prabowo Subianto memaparkan gagasannya membangun ekonomi negara dalam 'Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2023'.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyebut membutuhkan para ekonom untuk mengimplementasikan pemikirannya. Sebab menurut Prabowo, bagian paling penting dari sebuah ide adalah mewujudkannya menjadi langkah nyata.

"Semua pemikiran, semua gagasan tanpa implementasi adalah hanya omong-omong saja. Jadi kita butuh (keterlibatan para ekonom)," kata Prabowo.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas