Perbandingan Dua Survei Litbang Kompas: Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud di Sumatera
perbadingan elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Sumatera versi dua survei Litbang Kompas.
Editor: Wahyu Aji
Terkait merosotnya elektabilitas Ganjar-Mahfud, survei Litbang Kompas mendapati adanya pergeseran pemilih Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin di PDIP.
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Agustus 2023 lalu, menunjukkan elektabilitas Ganjar sebesar 34,1 persen.
Angka tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan Prabowo yang meraih elektabilitas sebanyak 31,3 persen.
Sementara itu, hasil berbeda terjadi pada survei Litbang Kompas pada Desember 2023 ini.
Selisih elektabilitas Prabowo-Gibran di peringkat pertama dengan Ganjar-Mahfud di urutan ketiga, terpaut hingga 20 persen.
Baca juga: VIDEO Survei Litbang Kompas Prabowo Unggul Ganjar Jeblok, Pakar: Gimik Lebih Laku Ketimbang Gagasan
"Melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo, tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih PDIP dan pemilih Jokowi," ungkap peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan.
Bambang menerangkan, survei Litbang Kompas menemukan adanya pemilih PDIP yang memberikan dukungan pada Ganjar di Pemilu 2019, berkurang dari 60,6 persen (Agustus 2023) menjadi 40,7 persen (Desember 2023.
Tak hanya itu, Litbang Kompas juga mendapati pemilih PDIP yang mendukung Prabowo naik dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.
Hal serupa juga terjadi pada pemilih Jokowi yang pada Agustus 2023 lalu, sebanyak 48,1 persen mendukung Ganjar, kini hanya tersisa 27,4 persen.
Sementara, pemilih Jokowi yang mendukung Prabowo sebelumnya hanya 27,4 persen, saat ini meningkat menjadi 29,8 persen.
Analisa pengamat
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga merespons soal hasil survei terbaru Litbang Kompas periode Desember 2023 terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres.
Dimana dalam survei itu, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran unggul 39,3 persen, diikuti Anies-Cak Imin dengan 16,7 persen dan terakhir Ganjar-Mahfud MD dengan 15,3 persen.
Menelaah hasil survei itu, Jamiluddin menilai akan ada dua kemungkinan yang terjadi dalam pertarungan Pilpres 2024 ini.
Pertama, pilpres hanya terjadi satu putaran apabila tren kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran akan terus melampaui elektabilitas Anies-Cak Imin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.