Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Jember Soroti Demoralisasi Demokrasi di Indonesia
Menurut Firdaus, praktik dinasti politik menutup adanya persaingan dalam suatu kontestasi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jember menyoroti kemerosotan moral pada kehidupan demokrasi yang terjadi di Indonesia kini.
Ketua Bidang Hikmah PC IMM Jember, Ahmad Firdaus menyatakan bahwa, kemerosotan moral itu terjadi karena tumbuhnya dinasti politik.
"Indonesia hari ini memperlihatkan demoralisasi demokrasi, praktik politik yang tanpa nilai-nilai etika dan moral, jauh dari visi keummatan," kata Firdaus dalam keterangannya, Sabtu (23/12/2023).
Menurut Firdaus, praktik dinasti politik menutup adanya persaingan dalam suatu kontestasi.
Apalagi, jika ada berbagai macam kemudahan dan keistimewaan, dalam proses demokrasi yakni pemilu.
"Dinasti politik memang bukan soal prosedur tetapi soal etika dan moral," ujar dia.
Kondisi itu, kata Firdaus, telah membuat Indonesia terjatuh dalam kemunduran demokrasi, yang dapat dilihat dari beberapa aspek.
Mulai dari adanya keputusan capres/cawapres yang menguntungkan golongan tertentu, supremasi hukum yang pandang bulu.
Hal ini menurutnya telah menumbuhkan oligarki dan melahirkan banyak kebijakan yang lekat akan kolusi dan nepotisme yang membuat rakyat terdiskriminasi.
Sebab itu, IMM Jember menolak segala bentuk keputusan/kebijakan yang lekat akan kolusi dan nepotisme yang dapat menumbuh suburkan dinasi politik.
Selain itu IMM Jember juga menuntut negara untuk menegakkan supremasi hukum yang sebenar-benarnya.
"Menyerukan kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk cerdas dan cermat dalam menganalisa informasi dan selektif dalam memilih pemimpin di negara ini agar tidak terbelenggu dalam politik dinasti," pungkas dia.
Isu politik dinasti
Isu politik dinasti mencuat ketika Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka akhirnya menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.