Jubir TPN Sebut Pemerintahan akan Dijalankan Berbasis Sains Jika Anies-Muhaimin Jadi Presiden
Pemerintahan di Indonesia bakal dijalankan berbasis sains jika paslon nomor urut 01 memenangkan konstestasi Pilpres 2024.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), dr Berlian Idris, menyebut pemerintahan di Indonesia bakal dijalankan berbasis sains jika paslon nomor urut 01 memenangkan konstestasi Pilpres 2024.
Hal ini dapat dilihat dari paparan Anies dalam acara Nakes Desak Anies di Jakarta pada Kamis (18/1/2024) lalu.
Baca juga: Begini Kata Anies, Prabowo, Ganjar soal Perlu Tidaknya Internet Gratis jika Terpilih Jadi Presiden
Dalam kesempatan itu, Anies memaparkan rekam jejaknya sebagai Gubernur Jakarta saat mengatasi pandemi Covid-19.
Berlian atau biasa disapa Billy ini menilai Anies telah mengambil keputusan yang berlandaskan ilmu pengetahuan dalam membuat kebijakan untuk mengatasi pandemi tersebut.
Mantan Mendikbud itu dinilainya tidak melupakan saintis dalam mengambil kebijakan.
"Pengalaman Anies memimpin Jakarta selama pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa pengambilan keputusan penting menyangkut nyawa manusia itu merujuk ilmu pengetahuan," katanya, Sabtu (20/1/2024).
"Hal tersebut merupakan sebuah 'wake up call' untuk tidak mengabaikan sains atau scientist dalam mengambil keputusan kebijakan," imbuhnya.
Untuk itu, Billy optimistis ke depannya Anies bakal menjalankan pemerintahan dengan mengandalkan ilmu pengetahuan. Tak terkecuali, dalam menangani masalah stunting.
Baca juga: Kritik Pemprov DKI Soal Kenaikan Tarif Sewa Gedung Taman Ismail Marzuki, Anies: Tidak Masuk Akal
Menurutnya, rencana Anies untuk mencegah stunting mulai dari mengintervensi ibu hamil sampai 1000 hari pertama kehidupan si bayi adalah kebijakan yang sesuai dengan ilmiah.
Billy juga setuju dengan rencana Anies memenuhi kebutuhan protein hewani dengan ikan alih-alih susu.
"Daripada pemerintah mengimpor susu dari luar, sebagai negara maritim dengan laut yang sangat luas, seharusnya Indonesia memanfaatkan ikan sebagai asupan protein hewani," ujarnya.