Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Menteri Jokowi Berselisih Pendapat Terkait Pupuk Subsidi Usai Debat Cawapres

Amran menyampaikan beberapa tahun terakhir nilai dan volume subsidi pupuk justru mengalami penurunan.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dua Menteri Jokowi Berselisih Pendapat Terkait Pupuk Subsidi Usai Debat Cawapres
Endrapta Pramudhiaz
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ia menyebut Amran beberapa tahun terakhir nilai dan volume subsidi pupuk justru mengalami penurunan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah pernyataan calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengenai subsidi pupuk yang setiap tahunnya semakin besar.

Mahfud diketahui saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Amran mengatakan, beberapa tahun terakhir nilai dan volume subsidi pupuk justru mengalami penurunan.

Baca juga: CEK FAKTA Mahfud Bilang Petani Makin Sedikit, Lahan Sempit Tapi Subsidi Pupuk Makin Besar, Benarkah?

Hal itu diakibatkan oleh penurunan jumlah nilai subsidi dan kenaikan harga bahan baku pupuk.

Ia mengungkap, data sejak 2019 menunjukkan bahwa tren alokasi subsidi pupuk Indonesia menurun dari Rp 34,1 triliun menjadi Rp 31,1 triliun pada 2020.

Angka tersebut terus menurun hingga Rp 25,3 triliun pada 2023.

Berita Rekomendasi

"Juga dari jumlah volume yang diberikan rata-rata sekitar 9 juta ton hingga hanya mampu 6,1 juta ton pada tahun 2023," kata Amran dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).

Terkini, kata dia, kemampuan subsidi pemerintah hanya 4,7 juta ton pada tahun 2024.

Menurut Amran, hal itu akibat bahan baku yang semakin mahal, yakni harga DAP (Diamonium Fosfat) mengalami kenaikan sebesar 76,95 persen.

Sementara itu, harga pupuk urea naik hingga sebesar 235,85 persen.

Amran mengatakan, kenaikan harga pupuk yang mempengaruhi volume pupuk subsidi tersebut disebabkan oleh dua hal.

Yakni, pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina yang berujung pada pembatasan ekspor bahan baku yang dilakukan Rusia, Ukraina, dan China.

"Saat ini ketiga negara tersebut adalah pengekspor dua jenis bahan baku pupuk NPK, yakni Fosfor (P) dan Kalium (K) terbesar," ujar Amran.

"Namun saat ini Presiden Joko Widodo telah menambahkan anggaran subsidi pupuk hingga Rp 14 trilliun karena ekonomi makin pulih dan harga bahan baku pupuk mulai stabil," lanjutnya.

Sebelumnya, Mahfud MD mengatakan sumber daya alam Indonesia amat kaya, tapi tidak selaras dengan nasib para petani yang belum sejahtera dan berdaulat.

Selain itu, lanjutnya, ketersediaan lahan pertanian juga disebut makin sedikit, namun pada saat bersamaan justru subsidi pupuk makin besar. Mahfud pun kondisi tersebut.

"Sumber daya alam kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat petani makin sedikit tapi subsidi pupuk makin besar. Pasti ada yang salah. Petani makin sedikit, lahan makin sempit. Subsidi setiap tahun naik pasti ada yang salah," kata Mahfud dalam debat cawapres atau debat keempat Pilpres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas