Survei Paslon 02 Disebut-sebut di Atas 50 Persen, Ganjar Optimistis Karena Beda dengan Realitas
Ganjar menyatakan kondisi lautan massa pendukungnya di Banyuwangi menunjukkan realitas sosiologis bahwa pihaknya memiliki tingkat keterpilihan
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo optimistis dirinya dan Mahfud MD memenangi Pilpres 2024 meski ada upaya mengerdilkan lewat upaya pencitraan lewat publikasi hasil survei dan polling.
Hal itu dikarenakan dirinya menemukan realita berbeda di lapangan.
Ganjar mencontohkan, kegiatan kampanye akbar Hajatan Rakyat di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024) yang berjalan dengan meriah dan sukses. Puluhan ribu orang hadir di acara tersebut sebagai wujud dukungan.
Ganjar menyatakan kondisi lautan massa pendukungnya di Banyuwangi menunjukkan realitas sosiologis bahwa pihaknya memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi di Jawa Timur.
"Ada kondisi konseptual berdasarkan apa yang dilakukan oleh para pollster. Dan masing-masing pollster rasanya hasilnya juga beda-beda. Saya selalu menghormati," kata Ganjar di lokasi acara Lapangan RTH Maron, Banyuwangi, sebagaimana keterangan pers.
Pernyataan Ganjar itu menjadi jawabannya atas pertanyaan wartawan soal survei yang menyebut paslon nomor urut 02 sudah mencapai suara di atas 50 persen. Ganjar lalu menilai harus dibedakan realitas konseptual pengambilan data, serta realitas sosiologis atau fakta nyata di lapangan.
"Maka ada kondisi konseptual, hasil pengambilan data dari survei, tetapi ada realitas sosiologis. Dan hari inilah realitas sosiologis yang saya dapat. Rasa-rasanya kita seperti ini terus kondisinya, maka kami haqqul yakin apa yang menjadi sorotan mata rakyat, apa yang menjadi suara rakyat, apa yang menjadi optik dari kumpulnya rakyat, Insyaallah itu sesuatu yang rill," kata Ganjar.
Ganjar juga meyakini, berdasarkan kerja partai politik pendukung dan organ sukarelawan, akan membuat dirinya dan Mahfud MD bisa menang di Jawa Timur.
Ia juga mengisyaratkan, kondisi belum aman bagi pihak yang mengklaim, karena upaya ‘mengejar ketertinggalan’ terus dilakukan terhadap paslon nomor 3.
"Kalau dari yang kami lakukan, kita menang di sini gitu ya. Kalau kemudian harus bekejar-kejaran, memang ada kekuatan yang mengejar kami gitu ya. Dan kondisi itu bukan tidak bisa dirasakan, kami merasakan itu di mana-mana," jelas Ganjar.
Baca juga: Pemilu 6 hari lagi, Berikut Survei Terbaru Anies, Ganjar dan Prabowo, Berapa Putaran? Ini Jawabannya
Kekuatan yang dimaksud, lanjut Ganjar, salah satunya yang terjadi pada Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto. Ferdinandus mengaku didatangi oleh oknum polisi untuk membuat testimoni positif keberhasilan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
"Maka, kalau ada Pak Rektor Unika diminta membuat video dia enggak mau, tetapi rektor yang lain kemudian mau, itulah kondisi yang kita sudah tahulah," kata dia.
"Maka, kenapa kampus kemudian bersuara dengan kebebasan mimbar akademiknya. Itulah edukasi yang ada yang membikin kita makin yakin mana yang benar, mana yang salah, dan bagaimana demokrasi harus berjalan. Kalau saya Insyaallah optimistis terus," tambah Ganjar.
Ganjar juga angkat suara terkait alat peraga kampanye (APK) pihaknya yang banyak diturunkan di berbagai tempat, termasuk di Banyuwangi ini. Dia mengajak pendukungnya untuk melaporkan hal tersebut apabila melihat langsung upaya penurunan APK paslon nomor urut 3.
"Laporkan saja apalagi kalau media tahu yang nyopot, laporkan dan Bawaslu boleh bertindak," kata Ganjar. (Tribunnews/Yls)