Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

84 Petugas KPPS Meninggal Dunia, Mendagri Minta Pemda Bantu Keluarganya

Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, Menkes Budi menjelaskan jika terjadi penurunan angka petugas KPPS yang meninggal dunia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 84 Petugas KPPS Meninggal Dunia, Mendagri Minta Pemda Bantu Keluarganya
Tribunnews/Surya/humas.polri
Kolase. (Kiri) Simulasi penghitungan suara Pemilu 2024 - (kanan) Kapolres Metro Jakarta Utara Kombespol Gidion Arif Setyawan bersama unsur Forkopimko Dandim 0502 Jakarta Utara Kolonel Kav Tofan Tri Anggoro takziyah ke rumah duka Ketua KPPS TPS 70 Kelurahan Rawa Badak Utara atas nama Iyos Rusli, yang meninggal dunia setelah melaksanakan tugas penghitungan suara Pemilu 2024, rabu (24/2/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah ada 84 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara(KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas dalam pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 tanggal 14 Februari lalu.

"Dari KPU, angkanya 71, untuk yang 14-18 Februari. Dari Bawaslu ada tambahan 13 orang, pada tanggal yang sama. Totalnya 84 yang meninggal sampai sekarang," kata Menkes saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Senin (19/2/2024).

Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, Menkes Budi menjelaskan jika terjadi penurunan angka petugas KPPS yang meninggal dunia.

Baca juga: 2 Caleg Sudah Meninggal Sebelum Pemilu 2024 Tapi Masih Dapat Suara, Ini Penjelasan KPU

"Itu kisarannya 16 persen dari pemilihan sebelumnya (2019). Memang terjadi penurunan sangat drastis. Tapi kami pemerintah melihat bahwa satu nyawa meninggal buat kami terlalu banyak," kata Budi.

Budi pun mengatakan jika petugas KPPS sebenarnya perlu bekerja dalam kondisi yang sehat. Pemerintah sebelumnya telah melakukan skrining kesehatan bagi petugas pemilihan.

Namun pemeriksaan ini dilakukan setelah petugas terdaftar. Diketahui dari 6,8 juta petugas yang di skrining, ada 400.000 petugas KPPS yang berisiko tinggi.

"Nah ini banyak masih lolos. Risiko tingginya paling banyak hipertensi. Banyak sekali masyarakat Indonesia hipertensi," kata Budi Gunadi.

Berita Rekomendasi

Sedangkan risiko kedua terbanyak saat dilakukan skrining adalah penyakit jantung.

"Dua paling besar (penyakit jantung dan hipertensi) Nah kemarin sudah di-skrining. Ketahuan sehat mana yang tidak, cuma sudah keburu ke daftar," tutupnya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Hasyim Asy'ari membenarkan ada 71 orang petugas KPPS yang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut katanya ada sebanyak 24 orang yang bertugas sebagai pengamanan baik dari linmas hingga pengamanan langsung (pamsung).

"Kemudian linmas yang menjaga keamanan kegiatan penghitungan pemungutan suara yang meninggal 24 orang," kata dia.

Lebih lanjut, dalam penghitungan KPU RI kata Hasyim, pihaknya juga mencatat jumlah petugas yang jatuh sakit. Kata dia, jumlahnya lebih dari 4 ribu orang dari tingkat kecamatan hingga TPS atau tingkat RT/RW.

Baca juga: KPU: 71 Petugas Pemilu Meninggal, Santunan Baru Diberikan kepada 4 Orang

"Untuk yang sakit sebanyak 4.567 orang. Dengan rincian di tingkat Kecamatan atau PPK 136 orang, di tingkat PPS desa Kelurahan ada 696 orang , kemudian anggota KPPS di tingkat tps ada 3371 orang, untuk Linmas yang sakit ada 364 orang," beber Haysim.

Hasyim juga menyebut, pihaknya bersama pemerintah akan terus melakukan pemantauan atau coverage monitoring terhadap lembaga ad hoc seperti KPPS, PPS hingga PPK sampai akhir masa penetapan pemilu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas