Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lonjakan Suara PSI Dinilai Tak Wajar, Burhanuddin Muhtadi Sebelumnya Sempat Singgung Hal Ini

Burhanuddin Muhtadi mengatakan jika hampir tidak mungkin, PSI mendapatkan angka 4% pada pemilu 2024

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Lonjakan Suara PSI Dinilai Tak Wajar, Burhanuddin Muhtadi Sebelumnya Sempat Singgung Hal Ini
YouTube Bedjo Bawono
Ilustrasi PSI. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di data Sirekap Pemilu 2024 menjadi sorotan dan dianggap tak wajar.

Berdasarkan data di Sirekap Pemilu 2024 Komisi Pemilihan Umum (KPU), suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) naik 102 ribu suara dalam 30 jam.

Baca juga: Respons Grace Natalie Soal Meroketnya Suara PSI: Jangan Tendensius Tanggapi Rekapitulasi KPU

Pada Jumat (1/3) pukul 06.0 WIB, perolehan suara PSI di angka 2.291.882 suara. Jumlah itu setara 3 persen dari seluruh suara yang telah masuk.

Saat itu, jumlah suara yang masuk ke Sirekap baru 65,34 persen.

Lalu pada Sabtu (2/3) pukul 11.00 WIB, suara PSI bertambah hingga 2.395.363 suara.

Artinya, penambahan sekitar 104 ribu suara membuat persentase suara PSI meningkatkan jadi 3,12 persen.

Baca juga: Meroketnya Suara PSI versi Real Count KPU: Tambah 230 Ribu Suara dalam 3 Hari

Jika dihitung dari suara yang masuk ke Sirekap 65,74 persen, rekapitulasi suara baru PSI bertambah sekitar 2,4 persen dalam 30 jam.

Berita Rekomendasi

Beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan jika hampir tidak mungkin, PSI mendapatkan angka 4 persen pada pemilu 2024.

“Ya, sudah terjadi 'ijma ulama' quick count bahwa PSI tdk lolos PT 4%. Jika data semua lembaga penyelenggara quick count digabung, maka sampel jadi gede dan MoE jadi makin kecil. Tanpa digabung aja MoE kurang dari 1%, dan itupun PSI tidak sampai 4%.” ujar Burhanudin di akun media sosialnya, ketika itu.

Dalam komentar lanjutannya, Burhanuddin Muhtadi juga mengatakan bahwa kelolosan PSI ke parlemen bisa menimbulkan deligitimasi masyarakat terhadap pemilu

“Mending PSI menerima kenyataan dengan lapang dada. Ketimbang lolos PT tapi malah menimbulkan deligitimasi terhadap hasil pemilu 2024.”

Di hari ini, Burhanuddin juga kembali mengomentari soal lonjakan suara partai di Sirekap.

“Ternyata bukan hanya PSI, tapi juga Gelora yg mengalami penambahan suara tak wajar. Bagaimana sikap partai2 lain? Kayak adem-adem aja,” tulisnya lewat akun X.

Baca juga: Perolehan Suara PSI Capai 3 Persen, Ini Kata KPU

Ia juga mempertanyakan apabila memang terjadi anomali antara hasil hitung cepat dengan real count KPU, mengapa hal itu hanya terjadi pada PSI.

“Secara statistik hasil hitung semua lembaga sudah jelas kesimpulannya. Kalau terjadi anomali antara hasil hitung cepat dengan real count KPU, kenapa hanya terjadi pada PSI? Saya ngga paham,” ujarnya.

Catatan Redaksi: Sirekap adalah sistem informasi rekapitulasi suara Pemiliu 2024 yang disediakan KPU. Sistem ini menghimpun data dari semua TPS secara langsung.

Meski begitu, Sirekap tak digunakan KPU untuk penentuan hasil Pemilu 2024.

KPU tetap menggelar rekapitulasi suara manual berjenjang dari TPS, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

Gibran minta suara PSI Dikawal

Sebelumnya diberitakan, Gibran Rakabuming meminta kepada relawan PSI untuk mengawal adiknya Kaesang Pengarep.

Ia meminta kepada relawan untuk tak meninggalkan PSI meski perolehan suara tak mencapai 4 persen.

Putra sulung Presiden Jokowi itu berulang kali meminta dukungan kepada relawan untuk PSI.

Ia bahkan secara terang-terangan menitipkan PSI kepada relawan.

Gibran juga menuturkan kepada relawannya untuk tidak meninggalkan PSI.

Penjelasan PSI

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) buka suara mengenai perolehan suara mereka yang naik secara signifikan.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie meminta, agar semua pihak tidak menyampaikan pernyataan tendensius dalam menyikapi rekapitulasi suara KPU yang hingga saat ini masih berlangsung.

Grace mengatakan, penambahan atau pun pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar.

“Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace, dalam keterangannya, pada Sabtu (2/3/2024).

Selain itu, Grace meyakini suara PSI masih berpotensi meningkat.

Sebab, hingga saat ini masih ada lebih dari 70 juta suara belum dihitung.

Terlebih, menurutnya, sebagian besar suara yang belum dihitung tersebut ada di basis-basis pendukung Jokowi, yang diyakininya mendukung PSI

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas