Kominfo: Pemuda Harus Lebih Cakap Menanggapi Berita Propaganda di Sosial Media
Pelaksanaan pesta demokrasi secara serentak yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada tahun 2024 adalah fase penting bagi perjalanan Indonesia.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Komisi I DPR RI menggelar literasi digital untuk masyarakat bertema Pemuda Jaga Pemilu Damai di Jakarta.
Staf Ahli Menkominfo Wijaya Kusumawardhan mendorong kepada generasi muda agar lebih cakap dalam menerima dan mengolah informasi di social media.
Terutama, menurutnya terkait berita hoax dalam momen tahun politik ini.
Baca juga: 20 Ucapan Hari Buku Sedunia 2024, Cocok Dibagikan ke Media Sosial
“Dalam momentum tahun politik ini, segalah isu dapat digoreng untuk kepentingan pihak – pihak tertentu, karena itu sebagai generasi muda harus lebih cakap dalam menanggapi berita propaganda di social media,” ucap Wijaya, Rabu (24/4/2024).
Dia menegaskan pelaksanaan pesta demokrasi secara serentak yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada tahun 2024 adalah fase penting bagi perjalanan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia.
Gelaran Pemilu serentak tersebut menjadi penting, karena telah menjadi tonggak pembuktian sejarah bahwa Indonesia sukses menggelar pesta demokrasi terbesar di dunia secara aman, damai dan lancar.
Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa Indonesia sudah sangat matang dalam menerapkan sistem demokrasi.
Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mendorong anak – anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga pemilu damai.
Nurul memandang pemuda sebagai kelompok pemilih terbesar, harus mampu menjadi pelopor terciptanya kondusifitas dalam penyelenggaran pemilu di Indonesia.
“Salah satu peran yang dapat dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyebarkan konten positif, damai dan sejuk di sosial media, jangan justru sebaliknya,” urainya.
Kesuksesan gelaran pemilu pada bulan Februari kemarin harus bersama-sama dilanjutkan hingga pemilu serentak yang akan datang.
Pengamat Komunikasi Evie menambahkan, bahwa pemuda harus bisa menjadi lokomotif utama dalam membendung penyebaran berita – berita yang dapat memprovokasi masyarakat sehingga proses pemilu menjadi kurang sukses.
“Pemilu adalah pesta kita bersam, oleh karenanya kita harus bahu membahu menjaga prosesnya berjalan lancar sehingga bias menghasilkan pemimpin terbaik untuk kemajuan bangsa Indonesia,” pungkasnya.