Isu KTP Warga DKI Dicatut untuk Dukung Dharma Pongrekun Maju Pilkada Jakarta 2024, Anies Buka Suara
Pencalonan Dharma Pongrekun-Kun Wardana di Pilkada Jakarta 2024 dinilai tidak sah lantaran banyak warga DKI yang mengeluhkan KTP-nya dicatut.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.com - Pensiunan Polri, Komjen (Purn) Dharma Pongrekun, bersama Kun Wardana dinyatakan lolos verifikasi faktual untuk maju sebagai bakal calon gubernur jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta 2024.
Meski demikian, pencalonan Dharma-Kun ini dinilai tidak sah, setelah muncul protes dari sebagian warga DKI Jakarta.
Lewat X (dulu Twitter), banyak yang mengeluhkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka dicatut untuk mendukung Dharma-Kun maju sebagai pasangan calon (paslon) indpenden.
Hal serupa turut disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang mengatakan KTP dua anaknya dicatut masuk daftar pendukung calin independen.
Selain dua putranya, adik dan beberapa tim Anies juga mengalami hal serupa.
"Alhamdulillah, KTP saya aman. Tapi, KTP dua anak, adik, juga sebagian tim yang bekerja bersama, ikut dicatut masuk daftar pendukung calon independen," ungkap Anies di X, Jumat (16/8/2024), dikutip Tribunnews.com.
Warga Pulo Gadung, Jakarta Timur (Jaktim), Ahmad Faiz (34), juga mengaku kaget mengetahui KTP-nya dicatut sebagai pendukung Dharma-Kun.
Padahal, klaim Faiz, ia tak pernah memberikan dukungan untuk paslon tersebut.
Pencatutan itu baru disadari Faiz setelah ia mengecek di laman Komisi Pemilihan Umum (KPU), setelah isu serupa ramai dibicarakan di X.
"Enggak pernah merasa kasih fotokopi KTP untuk mendukung siapapun, apalagi untuk pasangan Dharma Pongrekun. Kenal saja enggak," kata Faiz kepada Kompas.com, Jumat.
Selain dirinya, Faiz mengungkapkan KTP kedua orang tuanya juga dicatut.
Baca juga: Anies Baswedan Ungkap KTP 2 Anaknya Dicatut Dukung Dharma Pongrekun, Ada Juga KTP Seorang ASN
Ia pun menegaskan, selama ini dirinya dan anggota keluarga yang lain tak pernah didatangi tim Dharma-Kun.
"Orang tua gue full di rumah, karena bapak sudah pakai kursi roda dan ibu buka warung. Pas gue tanya, memang enggak pernah ada tamu yang memperlihatkan diri buat minta dukungan dari timnya Dharma," jelas dia.
Faiz mengatakan, rumahnya hanya pernah didatangi oleh petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) saat proses pencocokan dan penelitian (coklit).