Guru Honorer di Tangsel Diintimidasi dan Dipecat Karena Coba Membongkar Praktik Pungli di Sekolahnya
Pungutan lainnya adalah dana laboratorium komputer, dan kegiatan sekolah yang harus disetor oleh orangtua murid setiap tahunnya.
Editor: Hasanudin Aco
"Emang draft saya glondongan ya bukan draft resminya. Takutnya kalau glondongan mereka merekayasa lagi, itu aja susah ngambilnya," imbuhnya.
Rumini juga memiliki bukti lainnya yaitu surat dari orangtua yang sempat protes tentang pungutan itu. Namun protes itu tiba-tiba meredup.
Mengaku Laptop dan Handphonenya Diretas Setelah Memiliki Data BOS dan BOSDa
Hal janggal tiba-tiba terjadi pada perangkat komunikasi serta laptop yang dimiliki Rumini setelah memindahkan data BOS dan BOSDa.
Rumini bercerita, kedua perangkat pribadinya itu seakan-akan diretas, sehingga tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya padahal terdapat keperluan untuk memasukan nilai ujian murid-muridnya.
Bahkan, Rumini mengaku sempat pergi ke Cikarang untuk memasukan nilai dengan memanfaatkan warung internet.
"Di Warnet di Cikarang tembus juga, ini minta share location press enter, your destination press enter, tukang warnet sampai bantuin juga, sampai kaget ko gini sih. Padahal bukanya pakai flashdisk," ungkapnya.
Kini telepon genggam Rumini juga tidak dapat diaktifkan, ketika memindahkan kartu nomor teleponnya, handphone lainnya juga ikut rusak. Sementara, banyak data di dalam handphone dan laptopnya.
"Saya pindahin kartu ke hape (handphone) adik saya, malah rusak juga kedap kedip terus," ujarnya.
Diintimidasi di Sekolah
Keputusannya untuk mengambil data BOS dan BOSDa juga mengakibatkan Rumini mendapatkan sejumlah intimidasi di sekolah.
Sejak saat itu juga Rumini diminta untuk mengundurkan diri.
Bahkan Rumini juga sudah tidak lagi diajak dalam kegiatan yang digelar oleh pihak sekolah.
Dangan nada berat, Rumini mengingat perlakuan yang pernah didapatnya.