Dokter Tatang Sebut Kerusakan Otak David Sebabkan Gangguan Sistem Kerja Tangan dan Kakinya
dr. Yeremia Tatang, Sp.S., menjelaskan mengapa Cristalino David Ozora tidak bisa berjalan sempurna seperti biasanya, pasca memperoleh perawatan rawat
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Selain itu, alasan lainnya untuk memberikan izin pulang itu adalah terkait dengan perkembangan kondisi emosi dan kognisinya.
Menurutnya, David akan jauh lebih baik mulai kembali beradaptasi dengan lingkungannya.
Hal yang dapat dilakukan adalah berada dekat dengan orang terdekat, yakni keluarganya.
Ini tentu dengan pantauan dari tim kedokteran Mayapada yang dilakukan secara berkala.
"Tetapi masalah emosi dan kognisinya, dia mungkin akan lebih baik kalau kita kembalikan kepada keluarga atau mulai latihan beradaptasi. Sembari kita pantau monitor setiap bulan," kata dr. Tatang.
Ia menekankan bahwa saat pihaknya menerima David sebagai pasien, kondisi remaja itu memang sangat tidak bagus.
Pertama kali melihat kondisi David, pada paru-paru pasien terdengar bunyi dahak yang sangat kental.
Kondisi Glasgow Coma Scale (GCS) pun hanya mencapai skala 3, sehingga David tidak merespons rangsangan apapun yang diberikan tim medis Mayapada.
Perlu diletahui, Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran.
Dengan demikian, David pun dapat dikatakan dalam keadaan koma.
"Nah saat saya terima, itu memang kondisinya sangat tidak bagus, GCS-nya 3 dan itu di paru-parunya itu bunyi dahaknya sangat sangat kental sekali," jelas dr. Tatang.
Baca juga: Tidak Bisa Prediksi Sejauh Mana David Bisa Sembuh, Dokter: Anak Ini Membaik Pun Suatu Mukjizat
Dr. Tatang kemudian menjelaskan bahwa Rumah Sakit Medika Permata Hijau sebelumnya telah memberikan pengobatan sesuai dengan kemampuan rumah sakit itu.
"Jadi kita memang melihat di Rumah Sakit Medika sudah diberikan obat sesuai dengan kemampuan rumah sakit tersebut. Jadi saya melihat tidak ada yang salah dengan penanganan di Rumah Sakit Medika," kata dr. Tatang.
Namun karena kondisi David yang sangat berat serta perlengkapan kedokteran yang tidak terlalu lengkap untuk menangani kondisi David, maka rumah sakir tersebut akhirnya merujuk korban ke rumah sakit lain, dalam hal ini Mayapada Hospital Kuningan.