Menolak Lupa, M. Yamin Tokoh Pendorong Bahasa Indonesia di Kongres Pemuda II
M. Yamin, merupakan satu diantara 13 tokoh yang memperjuangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dalam Kongres Pemuda II.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Wulan Kurnia Putri
M. Yamin sangat menentang adanya fusi atau menyatukan organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan.
Menurut M. Yamin, Indonesia terdiri dari beberapa suku bangsa sehingga dibutuhkannya kemauan untuk bersatu tanpa menghilangkan ciri khas kedaerahannya.
M. Yamin tak ingin Kongres Pemuda II berakhir tanpa hasil.
Ditengah - tengah kongres, M. Yamin menuliskan gagasan Sumpah Pemuda di selembar kertas, yang kemudian diserahkan kepada Ketua Kongres Pemuda II, Soegondo.
Baca: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Inilah Inovasi Batik Mahkota Laweyan Solo
Gagasan yang dirumus Yamin ini berbunyi:
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Akhirnya kongres menyepakati adanya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.
M. Yamin meninggal pada 17 oktober 1962.
Ia wafat di Jakarta dan dimakamkan di tanah kelahirannya, Desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
Baca: Peringati Sumpah Pemuda, Nadiem Jadi Rebutan Selfie Pegawai Kemendikbud
Dalam kongres ini terdapat 13 tokoh didalamnya seperti:
1. Soenario, dipercaya sebagai penasihat panitia perumusan Sumpah Pemuda dan juga pembicara.
2. J.Leimena, anggota panitia Kongres Pemuda II