Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Fadli Zon saat Fadjroel Imbau Tak Bombastis Beritakan Corona

Politikus Partai Gerindra Faldi Zon serta Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rahman hadir menjadi pembicara dalam talk show Mata Najwa.

Penulis: garudea prabawati
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Kata Fadli Zon saat Fadjroel Imbau Tak Bombastis Beritakan Corona
TribunNewsmaker - YouTube Najwa Shihab
Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman dan Politisi Gerindra Fadli Zon. 

"Saya termasuk yang awal pada waktu itu mengatakan perlu adanya protokol mitigasi bencana terhadap virus corona," tambah Fadli Zon.

Baca: Gejala Awal Tom Hanks dan Istri yang Positif Virus Corona

Di sisi lain Fadjroel Rahman pun mengatakan soal protokol, Pemerintah telah menyiapkan protokol yang jelas.

"Kita sudah menyiapkan protokol kesehatan, protokol komunikasi publik, protokol pengawasan perbatasan, protokol pendidikan, dan protokol area publik dan transportasi," ujarnya.

Dan hal tersebut pun sudah bisa dibuka di website yang disediakan oleh pemerintah.

Fadjroel Rahman juga menyebut, setidaknya tidak menyampaikan soal corona kepada masyarakat dengan nada bombastis.

Namun lagi-lagi hal tersebut didebat oleh Fadli Zon, dirinya menyebut akan lebih baik yang disampaikan kepada masyarakat itu apa adanya.

"Saya kira bagus yang disampaikan oleh Juru Bicara khusus Corona, Achmad Yurianto, jauh lebih bagus ketimbang Menteri Kesehatan (Terawan) dalam membahasakan ini (Virus Corona) kepada publik," terangnya.

Berita Rekomendasi

Metode Pemeriksaan yang Tidak Repites

Pemerintah mengatakan bahwa untuk penanganan virus corona tidak semua orang dilakukan pemeriksaan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto dalam acara Mata Najwa Trans7 yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (12/3/2020), mengatakan hal tersebut memiliki alasan yang jelas.

"Kita memiliki kebijakan bahwa tidak semua orang kita periksa tentunya harus ada alasan yang jelas."

"Karena kita juga menggunakan metode pemeriksaan yang tidak repites modelnya."

"Karena repites diakui bisa memeriksa cepat dalam jumlah banyak tetapi false positifnya lebih banyak."

"Dan ini tidak menjadi suatu ukuran standar bagi standarnya WHO, tetap menggunakan PCR dan sequencing," terang Yurianto.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas