Survei Indikator Beberkan Alasan Beberapa Warga Tidak Bersedia Disuntik Vaksin Covid-19
Rinciannya 39,9 persen masyarakat menyatakan kurang bersedia divaksin dan 16,9 persen sangat tidak bersedia.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indikator Politik menyatakan hampir 56,9 persen masyarakat di Indonesia tidak bersedia untuk menerima vaksinasi Covid-19.
Rinciannya 39,9 persen masyarakat menyatakan kurang bersedia divaksin dan 16,9 persen sangat tidak bersedia.
Dari temuan itu, alasan paling dominan yang diutarakan masyarakat tidak bersedia divaksin karena alasan segi keamanan yang mencapai angka 51,9 persen.
Sedangkan untuk alasan lainnya yang paling dominan yakni 16,8 persen masyarakat menyatakan kalau vaksin tidak efektif dalam mencegah penularan virus Covid-19.
"Dari yang tidak bersedia vaksin, mayoritas sekitar 51,9 persen beralasan mungkin ada efek samping yang belum ditemukan (tidak aman), kemudian 16,8 persen beralasan vaksin tidak efektif," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan hasil surveinya, secara daring, Rabu (25/8/2021).
Baca juga: Survei Indikator: Masyarakat yang Tahu Program Vaksinasi Mayoritas Belum Terima Vaksin
Sedangkan kata Burhanuddin sebanyak 12.6 persen dari masyarakat tersebut beralasan tidak membutuhkan vaksin dengan 3,9 persen meragukan kehalalan vaksin.
"Ada 2,5 persen yang menyatakan tidak mau membayar untuk mendapatkan vaksin, lalu 1,9 persen di antaranya menyatakan tak perlu divaksin karena yang lain sudah (divaksin)," tutur Burhanuddin.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indikator Politik menyatakan, sekitar 97,1 persen masyarakat di Indoensia telah mengetahui atau pernah mendengar bahwa pemerintah sudah memulai program vaksinasi.
"Hampir semua (97,1 persen) tahu atau pernah dengar bahwa pemerintah Indonesia sudah memulai program vaksinasi corona (penyuntikan vaksin corona) untuk menangkal penyebaran virus corona (COVID-19)," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi.
Kendati begitu kata dia, dari jumlah masyarakat yang mengetahui adanya program vaksinasi tersebut, dominan di antaranya belum menerima vaksin.
Adapun angkanya mencapai 67,5 persen, dengan 21,4 persen di antaranya sudah menerima dosis vaksin pertama dan 11,1 persen sudah menerima vaksinasi lengkap alias dosis kedua.
"Dari yang tahu, mayoritas 67.5 persen belum mendapat vaksinasi corona (disuntik vaksin corona)," tuturnya.
Lebih jauh, pihaknya mendapatkan hasil temuan kalau dari keseluruhan yang menyatakan belum menerima vaksin Covid-19 itu, dominan di antara mereka menyatakan kurang bersedia untuk divaksin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.