Bocah 6 Tahun Dianiaya Orangtua Demi Pesugihan, Anggota DPR: Sangat Keji dan Tak Dapat Ditolerir
Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi angkat suara terkait kasus penganiayaan yang dialami bocah 6 tahun di Gowa.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Begitu pula dengan dugaan pesugihan yang dilakukan pelaku sehingga menganiaya korban yang tak lain anak mereka sendiri.
"Terkait kematian kakak korban kami tahu karena kejadiannya ini berselang sehari dengan kematian kakak korban. Untuk penyebab diketahui, kami dalami karena kami masih fokus dulu terhadap kasus korban anak usia 6 ini," katanya.
Selain itu, sebut AKBP Tri Goffaruddin berencana akan berkoordinasi dan melibatkan pihak depertemen agama dan tokoh masyarakat terkait dugaan pesugihan tersebut.
Baca juga: Tiga Pendaki Gunung Bawakaraeng Gowa Meninggal Dunia
Senada yang dikatakan Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman.
Dugaan pesugihan atau ritual kata dia, masih sementara penyelidikan.
Dari informasi, menurut AKP Boby Rachman, dugaan pesugihan ini memiliki perkumpulan.
Dugaannya sekira ada 40 orang yang diduga menjadi kelompok pesugihan itu.
"Masih kita dalami, mereka ada perkumpulannya ada 40 orang, ini masih didalami dan melibatkan Polsek, kementerian agama dan tokoh masyarakat di sana dan akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan jangan sampai ada seperti ini," jelasnya.
5. Dihibur Kapolres
Kapolres Gowa AKBP Tri Goffaruddin Pulungan menjenguk korban berinisial AP di RSUD Syekh Yusuf Gowa, Sabtu (4/9/2021) sore.
Didampingi Kasat Reskrim AKP Boby Rachman dan KBO Reskrim Iptu Mas Jaya tampak Kapolres menghibur AP.
Orang nomor satu di Kepolisian Resort Gowa ini bahkan memanjakan AP.
Sesekali ia bercanda dengan korban.
Bahkan, suami Uut Permatasari ini menghibur korban dengan memperlihatkan beberapa film kartun melalui handphone.
Sesaat setelah menjenguk AP, AKBP Tri Goffaruddin mengantar langsung korban ke ruangan perawatannya.
Baca juga: Diduga Jadi Tumbal Ritual, Bocah 6 Tahun di Gowa Disiksa Orangtua, Polisi Ungkap Kondisinya
Ia mendorong langsung tiang infus AP menuju ruangan inap perawatan.
Ia menyampaikan kehadirannya untuk memberi semangat kepada korban.
"Ini untuk memberikan semangat, terusterang saya juga merasakan, kebetulan anak saya hampir sama besarnya seperti korban," katanya.
Dia juga menyampaikan rasa prihatin terhadap apa yang dialami korban. Apalagi menurut dia, korban masih anak-anak dan membutuhkan banyak perhatian.