Sewindu UU Desa, Gus Halim Optimistis Desa Dapat Membuka Jalan Kedaulatan Pangan Indonesia
Gus Halim yakin keberadaan Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan akan menjadi penyokong utama ketahanan pangan hewani Indonesia.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Oleh karena itu, ikhtiar peningkatan produksi harus lebih digenjot lagi.
Dalam konteks tersebut, kata dia, Desa berperan penting karena desa juga memiliki kelembagaan ekonomi yang memungkinkan untuk pengembangan usaha peternakan sapi secara terpadu dalam skala mikro.
"Dengan demikian, desa-desa akan dapat memberdayakan warga, meningkatan daya beli dan kemampuan ekonomi warga desa, memenuhi kebutuhan pangan desa. Dan lambat tapi pasti, saya optimis desa akan penuhi kebutuhan pangan nasional,” kata dia.
Pilot Project Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan dimulai di tujuh BUMDes Bersama tersebut terletak di tujuh kabupaten.
Mereka di antaranya berara di Bandung, Cirebon, Kebumen, Nganjuk, Jombang, Lumajang, dan Kudus.
Tiap BUMDes Bersama tersebut melibatkan sekitar 5-10 desa di sekitarnya.
Ketujuh BUMDes Bersama yang menjadi proyek percontohan ini telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Kemendesa PDTT dan pihak ketiga, yang melibatkan hingga 72 desa dengan luas lahan usaha 140.000 m2 (14 hektare).
Masing-masing BUM Desa Bersama tersebut mengorganisasikan 43 peternak untuk mengelola 20 ekor sapi yang dipadukan dengan budi daya 100 domba, 400 ekor ayam, budi daya 10.000 ikan air tawar, penanaman hortikultura organik di lahan 1.500 m2, budi daya pakan ternak di lahan 16.200 m2, instalasi pengolahan limbah menjadi pupuk organik dan biourine, serta energi terbarukan biogas.