Cacar Monyet atau Monkeypox: Penjelasan Kemenkes, Gejala, dan Upaya Pencegahannya
Penjelasan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (kemenkes) tentang penyakit cacar monyet,kenali gejalanya dari demam hingga muncul bintik bernanah
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengenai apa itu penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Penyakit cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui binatang.
Dikutip dari laman Kemenkes, penyakit cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958.
Kasus temuan cacar monyet itu berada di Denmark, ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga dinamakan 'monkeypox'.
Sedangkan untuk kasus pertama cacar monyet pada manusia (anak-anak) terjadi pada 1970.
Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, yaitu menular dari hewan kepada manusia.
Infeksi cacar monyet telah ditemukan pada banyak spesies hewan, di antaranya monyet, tikus Gambia, tupai, dan inang utama dari virus ini adalah rodent atau tikus.
Baca juga: Ahli Khawatir Cacar Monyet Bisa Jadi Penyakit Menular Seksual Baru di Amerika Serikat
Cara penularan cacar monyet melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yang terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar terkontaminasi.
Sedangkan penularan yang terjadi antar manusia melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Masuknya virus cacar monyet dapat melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir mata, hidung, atau mulut.
Lalu apa tanda dan gejala dari penyakit cacar monyet?
Gejala penyakit cacar monyet pada manusia:
1. Fase prodromal atau fase awal selama 1-3 hari
Diawali dengan sakit kepala hebat dengan demam.