Ferdy Sambo Tersangka, Kapolri Pernah Bilang 'Jika Tak Mampu Bersihkan Ekor, Kepalanya Saya Potong'
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berani membongkar kasus pembunuhan Brigadir J dengan menetapkan Irjen Ferdy Sambo tersangka.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberanian Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo membongkar kasus pembunuhan Brigadir J dan menjadikan tersangka seorang jenderal polisi yakni Irjen Ferdy Sambo mendapat apresiasi sejumlah kalangan.
Diantaranya Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) Mahfud MD.
"Pemerintah mengapresiasi Polri, khususnya Kapolri Bapak Listyo Sigit Prabowo yang telah serius mengusut dan membuka kasus ini secara terang, khususnya di dalam cara menemukan pelaku utama, terduga orang yang dulunya ragu," kata Mahfud MD dalam konferensi pers, Selasa (9/8/2022) malam.
Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duadji dalam dialog dengan Kompas.TV, Selasa (9/8/2022) malam, juga mengatakan pertama kalinya jenderal polisi jadi tersangka dugaan kasus pembunuhan.
"Ini sejarah," kata Susno Duadji.
Baca juga: Staf Ahli Kapolri Disebut-sebut Bantu Ferdy Sambo Rekayasa Kasus Pembunuhan Brigadir J, Siapa Dia?
Janji Kapolri soal 'Potong Kepala'
Jauh sebelum kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo menguak, Kapolri pernah berjanji untuk membereskan anak buahnya yang melanggar.
Kapolri mengatakan itu di awal-awal kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di kepolisian RI.
Dia saat itu memakai pepatah "ikan busuk mulai dari kepala".
Hal itu disampaikan Kapolri saat berbicara dalam acara penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri angkatan ke-66 di Lembang, Jawa Barat pada 27 Oktober 2021 lalu.
Dalam kesempatan itu, Sigit menyinggung penurunan citra Polri di mata masyarakat akibat beberapa penyimpangan yang dilakukan anggota.
Ia berujar agar masalah citra kepolisian bisa diperbaiki.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah, bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan sehingga bawahannya akan meneladani," tegas Sigit.
"Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri," kata Kapolri menambahkan.