Lahan Pertanian Makin Sempit, Kementerian Pertanian: Selama Ada Sinar Matahari Bisa Bertani
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa bertani saat ini tidak harus di lahan yang luas.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masifnya pembangunan gedung dan perumahan di kota-kota besar membuat luas lahan untuk bercocok tanam atau bertani kian terbatas.
Terkait hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa bertani saat ini tidak harus di lahan yang luas.
Pekarangan sempit hingga atap/dak rumah pun bisa dimanfaatkan bercocok tanam dengan memanfaatkan pot.
"Selagi ada sinar matahari, jadi itu pertanian dan berproduksi. Jakarta sudah membuktikannya melalui Komunitas Anggur Jakarta (KAJ) sudah membuktikannya," tutur Dedi dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Senin(26/9/2022).
Selanjutnya Dedi menyampaikan bahwa pasar anggur di Jakarta terbuka lebar, lantaran buah tersebut hampir disukai semua kalangan dari anak-anak hingga orang tua.
Apalagi anggur hasil KAJ ini manis dan memiliki banyak varian rasa.
"Anggapan bahwa anggur itu asam dan tidak bisa tumbuh di Jakarta karena iklimnya panas itu tidaklah benar karena penggiat anggur sudah membuktikannya. Anggur hasil KAJ manis dan banyak varian rasa. Produksi anggur di Jakarta sangat luar biasa," tutur Dedi.
Dedi pun berharap kehadiran komunitas anggur dapat menjadi wadah untuk saling bersilatuhami dan melakukan konsolidasi terkiat pengembangan buah anggur di Jakarta.
Di samping itu, lanjut Dedi, Kementan akan mendukung legalitas seperti varietas benih, pelatihan dalam pengembangan wawasan, dan fasilitasi untuk kultur jaringan agar produksi bibit bisa lebih banyak lagi dibanding secara pengembangan secara manual.
"Untuk hilirnya, selain produk kripik dan jus, juga bisa dibuat fermentasi minuman yang bisa dijual di daerah yang diperbolehkan bahkan bisa ekspor," tambahnya.
Ketua KAJ, Yatno mengatakan ke depan akan lebih meningkatkan sektor pertanian khususnya buah anggur.
Dirinya berharap Kementan selalu mendukung komunitas dan asosiasi anggur terutama dalam sertifikasi dan legalitas benih varietas anggur mereka.
Baca juga: Mentan SYL Minta Mahasiswa PEPI Bangun Sektor Pangan Yang Lebih Kuat
"Hadirnya komunitas anggur di pameran ini, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang anggur. Anggur tergantung jenisnya dan punya karakter sendiri, jadi banyak rasa rasa seperti manga, malati dan lainnya. Jadi tidak semua anggur itu asam," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia, Tosan Aji, mengungkapkan anggotanya sudah ada di 30 Provinsi.
Menurutnya, sudah banyak produk hilir tanaman anggur hasil Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) yang tergabung dalam asosiasi seperti keripik dan dendeng daun anggur, minuman, jus dan lainnya dan sudah ada beberapa produk seperti keripik daun anggur yang di ekspor ke Jerman.
"Komunitas anggur itu bukan baru, tapi baru beberapa bulan ini lebih dikenal masyarakat karena adanya suport dari Kementan. Dari Kementan, kami juga banyak belajar bagaimana cara edukasi yang benar, standarisasi, cara tanam, pemupukan dan lainnya," tegas Tosan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.