Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komnas HAM Umumkan Hasil Investigasi Hari Ini, Simak Deretan Temuan Komnas HAM di Tragedi Kanjuruhan

Berikut beberapa temuan Komnas HAM terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Komnas HAM Umumkan Hasil Investigasi Hari Ini, Simak Deretan Temuan Komnas HAM di Tragedi Kanjuruhan
Tribun Jatim/Purwanto
Suporter Arema FC, Aremania turun ke dalam stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). | Berikut beberapa temuan Komnas HAM terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022). 

"Yang kita telusuri, mereka masuk ke lapangan untuk memberikan semangat walaupun mereka kalah (pemain Arema FC)," ujar Choirul Anam dalam YouTube Humas Komnas HAM RI.

Anam pun menilai bahwa tidaklah benar jika ada yang menyebut Aremania turun ke lapangan untuk menganiaya pemain Arema FC, karena tidak ada pemain yang terluka pada saat itu.

Para pemain juga tidak mengungkapkan bahwa para suporter melakukan pengeroyokan.

"Ini satu jiwa, ayo jangan menyerah, jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi pemainnya tidak bilang seperti itu, dan juga suporternya tidak bilang seperti itu," ucap Anam.

Baca juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan akan Serahkan Hasil Investigasi ke Presiden Jokowi 14 Oktober

5. Kericuhan Terjadi Dipicu Gas Air Mata

Anam menambahkan beberapa menit setelah para suporter turun ke lapangan, kondisinya masih kondusif.

Kerusuhan baru terjadi ketika aparat keamanan menggunakan gas air mata.

Berita Rekomendasi

"Sekian menit di lapangan, sebenarnya cukup terkendali. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan pada kami, itu akibat gas air mata," kata Komisioner Komnas HAM itu.

Penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan membuat Aremania panik.

Kepanikan para penonton tersebut diperparah oleh pintu keluar yang hanya setengah terbuka, bahkan ada beberapa yang tertutup.

Baca juga: Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu, Totalnya Ada 132 Orang Tewas

Sehingga terjadi penumpukan penonton di sekitar pintu, dan inilah yang menjadi salah satu faktor banyaknya korban jiwa.

"Gas air mata membuat panik. Di beberapa tempat ada pintu yang terbuka sempit, terus ada pintu yang tertutup. Itu yang membuat banyak jatuhnya korban," terang Anam.

Karena itu, Komnas HAM saat ini tengah mendalami bagaimana proses perencanaan keamanan pertandingan.

Pasalnya jika perencanaan keamanan pertandingan sudah benar, maka kemungkinan besar korban yang jatuh tidak sebesar saat ini.

"Dalam konteks ini yang paling penting, kami sedang dalam proses mendalami bagaimana perencanaan keamanan pertandingan," ungkap Anam.

Baca juga: Mahfud MD Sebut TGIPF Kanjuruhan Bakal Bertemu FIFA untuk Menata Ulang Aturan Sepakbola

6. Banyak Korban Tewas Kondisi Wajahnya Biru dan Mata Merah

Sejumlah catatan penting pun dikantongi Komnas HAM terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, di antaranya soal kondisi jenazah para korban.

Choirul Anam mengatakan berdasarkan keterangan yang diperoleh pihaknya dari keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah korban terungkap bila koraban tewas kondisinya sangat memprihatinkan.

"Kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," kata Choirul Anam sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Selain itu, ia menjelaskan karakter luka yang dialami korban.

Menurut Anam, kondisi luka yang dialami korban bermacam-macam di antaranya patah kaki, patah rahang, dan memar.

"Ada beberapa yang sangat memperihatinkan karena kena gas air mata adalah kondisi mata. Matanya sangat merah," kata Anam.

"Bahkan kami bertemu dengan salah satu korban, itu peristiwanya hari Sabtu, Senin bertemu kami, Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napas, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," kata dia.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Adi Suhendi/Hasiolan Eko P Gultom/Rizki Sandi Saputra)

Baca berita lainnya terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas