Nelayan Lokal Beri Tanggapan Soal Dugaan Pencemaran Pantai Kawasi di Perairan Obi oleh Limbah Nikel
Mayoritas masyarakat yang tinggal di pesisir menggantungkan hidupnya dari laut, terutama mereka yang menggeluti profesi nelayan.
Penulis: Matheus Elmerio Manalu
Editor: Anniza Kemala
Perusahaan membantu desa makin maju
Terkait keberadaan Harita Nickel yang beroperasi di wilayah desa kelahirannya, Saidi menyatakan kehadiran perusahaan tersebut membawa banyak perubahan positif. Selain menyerap tenaga kerja dari warga setempat, perusahaan juga memberi pendampingan kepada para nelayan Obi dan petani seperti dirinya.
“Adanya perusahaan ini banyak membawa perubahan bagi Desa Kawasi. Bukan jadi tambah rusak, tapi desanya jadi tambah cantik. Bukan jadi mundur, tapi jadi tambah maju,” terangnya.
Saidi juga mengaku siap mendukung program perusahaan yang pastinya telah mendapatkan izin dari pemerintah, termasuk rencana relokasi warga desa Kawasi ke pemukiman baru yang telah disiapkan pihak perusahaan.
“Diminta pindah, ya kita ikut. Prinsipnya apa pun yang jadi program pemerintah dan perusahaan saya dukung, karena itu untuk kebaikan masyarakat, terutama untuk anak dan cucu kami nanti,” terangnya.
Saidi pun menceritakan bahwa laut sudah menjadi bagian dari hidupnya. Berkat hasil melaut, ia bisa memenuhi makan sehari-hari hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan dua anaknya kini telah lulus kuliah dan sekarang bekerja, sementara satu masih kuliah di Ternate dan akan lulus tahun ini, dan sisanya masih bersekolah.
“Saya sudah kasih anak-anak kuliah dan sekolah, agar mereka bisa berpikir ‘bapak cari ikan di laut untuk anggaran anak-anak bisa kuliah bisa sekolah’,” sambungnya, berharap kehidupan anak-anak dan cucunya kelak dapat lebih baik.
Hut Ibrahim, warga Desa Kawasi yang juga berprofesi sebagai nelayan, juga mengaku masih melaut di perairan Kawasi. Seperti Saidi, ia pun masih mencari ikan dengan peralatan tradisional.
Selain memenuhi kebutuhan sehari-hari, Hut Ibrahim juga menggunakan hasil melautnya untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Salah satu anaknya bahkan sudah lulus dari salah satu universitas di Kota Ternate dengan jurusan Teknik Informatika dan tahun ini akan melanjutkan jenjang magister.
“Perusahaan selama ini sudah banyak memberi manfaat kepada masyarakat. Semoga ke depan bisa terus berkembang dan lebih maju lagi untuk membangun masyarakat di sini,” tutur Hut Ibrahim.
Tuduhan pencemaran perairan Obi dibantah sejumlah pihak
Tuduhan terhadap aktivitas perusahaan yang mengakibatkan pencemaran laut di Pulau Obi sendiri telah dibantah oleh perusahaan beserta sejumlah pihak. Hal ini turut didukung oleh hasil uji sampel di laut oleh laboratorium independen dan terakreditasi, yang menunjukkan bahwa hasilnya masih memenuhi baku mutu.
Para pakar ahli bidang kelautan dan perikanan serta sejumlah akademisi independen dari universitas ternama di Indonesia, seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Khairun, Universitas Diponegoro dan Universitas Sam Ratulangi pun telah melakukan penelitian langsung. Mereka mengatakan bahwa aktivitas perikanan di perairan Pulau Obi masih menunjukkan kondisi perairan yang produktif, khas perairan tropis pada umumnya.
Salah satunya adalah hasil penelitian pada tahun 2015-2021 dari Dosen mata kuliah Planktonologi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Prof Dr Inneke Rumengan, yang mengatakan bahwa kondisi komunitas biota laut Obi stabil dan tidak ada tren penurunan.