"Mari ambil sisi positifnya bahwa dengan calon tunggal akan semakin mempererat hubungan antarsesama anggota REI. Jadi, kami dapat menyatukan seluruh sumber daya yang ada," ucap Hervian.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD-ART) maupun peraturan organisasi REI, lanjutnya, memang tak mengenal mekanisme aklamasi dalam proses pemilihan ketum.

Baca juga: SOSOK Joko Suranto Pengusaha yang Perbaiki Jalan Rusak, Sudah Bangun 30 Masjid, Dikenal Suka Berbagi

Panitia pengarah Munas XVII REI, Hari Ganie, menambahkan mereka tengah mempersiapkan berbagai instrumen pendukung terkait calon tunggal ini.

"Panitia SC masih bekerja menyusun draft tata cara pemilihan, tentunya yang sejalan dengan AD/ART dan PO REI. Mari berikan kesempatan SC untuk menyelesaikan tanggung jawabnya,” katanya.

Sebagai informasi, kandidat ketum REI, Joko Suranto lahir di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jateng pada 20 Januari 1969.

Joko menjabat sebagai Ketua Yayasan Ikatan Keluarga Alumni FH Universitas Negeri Sebelas Maret, dan Ketua Dewan Pengurus Daerah REI Jabar.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Sanusi)