Menteri Bahlil Diyakini Mampu Optimalkan Investasi ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Global
Bahlil Lahadalia, mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam di kawasan ASEAN untuk mewujudkan iklim investasi berkelanjutan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
“Karena gara-gara perang Ukraina turunlah itu investasi ke negara-negara maju. Terlalu berisiko invest ke negara-negara maju, jadi wajar terjadi peningkatan investasi ke negara-negara berkembang termasuk ke ASEAN,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengutip pernyataan International Monetary Fund (IMF) bahwa ASEAN dapat menjadi penerang bagi perekonomian global.
Baca juga: Temui Investor Malaysia, Bahlil: Jangan Takut Bermitra di Indonesia
"ASEAN menjadi alasan agar kita tidak kehilangan harapan, seperti yang dikatakan oleh IMF, ASEAN adalah titik terang di tengah cakrawala yang gelap," kata Bahlil beberapa waktu lalu.
Bukan tanpa alasan, Bahlil mengatakan hal tersebut mengingat kondisi ekonomi global yang tidak dalam keadaan baik.
Pasalnya, masih ada ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi hingga perubahan iklim yang menjadi tantangan di kancah internasional.
Sementara itu, Bahlil menilai ASEAN dapat menjadi postur utama dalam membentuk ekonomi global yang lebih maju. Hal ini tercermin kan dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN tahun 2022 mencapai 5,6 persen, tidak termasuk Timor Leste.
"Dalam 1 dekade terkahir rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan negara Asean mencapai 3,98 persen, di atas pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6 persen," ujarnya.
Di samping itu, Bahlil menuturkan bahwa total Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN mencapai US$3,9 triliun yang naik 5 kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
Menurutnya, investasi adalah langkah untuk mendorong ke arah kehidupan yang lebih sejahtera, terutama jika didorong dengan investasi berkelanjutan.
"Salah satu kunci dari pertumbuhan ekonomi tersebut yang begitu pesat adalah investasi," tuturnya.
Adapun, Foreign Direct Investment (FDI) Asean mencapai US$224 miliar atau naik 5 persen, sedangkan FDI secara global mengalami penurunan 12 persen tahun 2022.
"Dan hal ini terjadi dan tertinggi sepanjang sejarah ASEAN, dengan angka tersebut, ASEAN menjadi penerima FDI terbesar kedua di dunia," tandas Bahlil.