Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dapat Ancaman dan Teror, Terdakwa Kasus Korupsi BTS Kominfo Diminta Lapor ke Kejaksaan

Sementara dari pihak Irwan justru menilai bahwa jaksa semestinya paham siapa saja yang dapat dijadikan JC atau whistleblower.

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dapat Ancaman dan Teror, Terdakwa Kasus Korupsi BTS Kominfo Diminta Lapor ke Kejaksaan
Tribunnews.com/ Ashri Fadilla
Terdakwa kasus dugaan korupsi BTS Kominfo, Irwan Hermawan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejaksaan Agung mengaku belum pernah mendengar adanya ancaman dan teror dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tower BTS 4G BAKTI Kominfo yang menimpa seorang terdakwa, Irwan Hermawan.

Katanya, selama pemeriksaan dalam tahap penyidikan, Irwan Hermawan tak pernah menyinggung soal ancaman dan teror tersebut.

"Enggak tahu. Dia tidak pernah mengaku mendapatkan teror kepada jaksa," ujar Kasubdit TPK dan TPPU pada Ditdik Jampidsus, Haryoko Ari Prabowo kepada Tribunnews.com, Kamis (28/9/2023).

Jika teror tersebut benar adanya, maka Irwan diminta untuk melapor kepada tim jaksa penuntut umum (JPU).

Nantinya jaksa akan menilai apakah sang terdakwa layak untuk dilindungi dan menjadi justice collaborator.

Baca juga: Rekaman Suap Korupsi BTS Kominfo Lenyap, Komisi I DPR Terima Rp 70 Miliar, BPK Rp 40 Miliar

"Kalau memang dia butuh perlindungan, kita lindungi. Kalau mau jadi JC kita siapkan. Lapor sama JPU," katanya.

Berita Rekomendasi

Sementara dari pihak Irwan justru menilai bahwa jaksa semestinya paham siapa saja yang dapat dijadikan JC atau whistleblower.

Menurut penasihat hukum Irwan, jaksa semestinya berinisiatif untuk hal itu, alih-alih menunggu adanya pelaporan.

"Ketika orang mau menjadi JC atau whistleblower kan mestinya penyidik itu lebih tahu orang ini layak atau tidak. Nah itu yang mestinya keluar dari mereka," ujar Maqdir Ismail, penasihat hukum Irwan Hermawan saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Namun terkait rencana pengajuan JC ke depannya, Maqdir memilih menjawab secara diplomatis.

"Saya kira nanti kita lihat saja tuntutan ya," katanya.

Sebelumnya di persidangan Selasa (26/9/2023), Irwan Hermawan mengungkapkan bentuk teror yang diterimanya terkait perkara ini.

Teror itu diterimanya melalui orang-orang tak dikenal yang datang ke rumahnya, menemui keluarganya.

Saat menceritakan keluarganya yang didatangi dan diancam, suaranya mendadak bergetar seolah menahan tangis.

"Keluarga saya alami, sering istri saya sendiri di rumah. Sering orang tidak dikenal datang ke rumah beberapa kali, terus ada juga teror nonfisik ke rumah," ujarnya dengan suara yang agak tertahan.

Akibat ancaman dan teror itu, dia sempat tak berani membuka perkara ini secara terang-benderang dalam proses penyidikan di Kejaksaan Agung.

Hingga akhirnya, Mei 2023, dia baru mengungkapkan seluruhnya berdasarkan saran tim penasihat hukumnya.

"Pada akhirnya saya disarankan oleh pengacara untuk berbicara apa adanya," katanya.

Sampai saat ini, dia tak kunjung mengetahui sosok yang menyuruh orang-orang tak dikenal tersebut.

Namun dia menduga bahwa sosok tersebut memiliki pengaruh kuat atau berpower

Sosok yang memiliki power itu diduga merupakan bagian dari pihak yang menerima aliran uang korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo.

"Di antara yang menerima itu sepertinya orang-orang kuat dan punya pengaruh sehingga saya sampai Bulan Mei saya belum buka," kata Irwan.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas