4 Fakta Sindikat Uang Palsu Rp 22 M di Jakbar: Mau Ditukar ke BI hingga Ditemukan Mobil TNI di TKP
Berikut empat fakta terkait diungkapnya sindikat produksi uang palsu yang mencapai Rp 22 miliar di Jakarta Barat.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
Dia membeli uang palsu tersebut dengan harga Rp 5,5 miliar.
"Para tersangka memproduksi uang palsu pecahan Rp 100 ribu sebanyak Rp 22 miliar karena mendapatkan pesanan dari orang Jakarta yang bernama Saudara P (DPO) yang dijanjikan 1 banding 4 dan selesai lebaran Idul Adha akan dibayarkan sebesar Rp 5,5 miliar," kata Wira.
Bermodal Rp 300 juta, M pun menyanggupi permintaan P untuk memproduksi uang palsu.
Terkait tempat produksi, Wira menyebut para tersangka sempat beberapa kali berpindah dari Gunung Putri, Bogor lalu pindah ke Sukabumi, Jawa Barat.
Lalu, sambungnya, tempat produksi berpindah ke Srengseng Raya, Jakarta Barat hingga tahapan produksi uang palsu selesai.
Namun, belum sempat uang palsu tersebut dijual ke P, polisi berhasil meringkus para tersangka.
Di sisi lain, padahal P sudah menunggu uang palsu itu dikirim kepadanya hingga bank buka.
"Selanjutnya uang tersebut dibawa dari Villa Sukaraja, Sukabumi, menuju Jakarta dan sesampainya di lokasi dan tempat tersebut dijadikan untuk memotong dan pengepakan uang palsu dan rencana akan diserahterimakan setelah Lebaran Idul Adha."
"Sedangkan P sudah menunggu bank buka dan akan dibayarkan sebesar Rp 5,5 miliar," jelas Wira.
1.000 Sampel Diperiksa BI, Tak Ada Uang Asli
Polda Metro Jaya sempat menyerahkan 1.000 lembar sampel uang palsu kepada pihak Bank Indonesia (BI) pasca melakukan penggrebekan di wilayah Kembangan, Jakarta Barat.
Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Agus Susanto Pratomo menjelaskan, sampel itu diserahkan guna meneliti keabsahan uang tersebut.
"Pada tanggal 19 Juni 2024 Polda Metro Jaya sudah mengirimkan sampel uang yang diragukan keasilannya yaitu sebanyak 1.000 lembar kepada Bank Indonesia," kata Agus saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jum'at (21/6/2024).
Setelah dilakukan penelitian, Agus pun memastikan tak ditemukan satu pun uang asli dari ribuan sampel yang diserahkan pihak kepolisian tersebut.
Lebih lanjut Agus juga mengungkapkan, pihaknya telah merinci mana saja bagian-bagian sampel itu yang menunjukan bahwa uang itu adalah palsu.