Prof Ikrar Nusa Ungkap Perbedaan SBY dengan Jokowi Menjelang Lengser
Menurut Prof Ikrar, SBY tidak memiliki pengaruh terhadap pemerintah berikutnya, sebaliknya Jokowi masih berpengaruh bukan tanpa musabab.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Di situlah perbedaan SBY setelah selesai menjabat Presiden, dia nggak muncul lagi karena tidak bisa melakukan politik pencitraan.
Baca juga: Isu Jokowi Reshuffle Yasonna dan Siti Nurbaya Berhembus, PDIP-NasDem Beri Tanggapan
“Saya nggak akan lupa loh ya, ketika Jokowi habis dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden bersama Jusuf Kalla, anda tahu, itu kan Pak SBY di depan Istana Merdeka ya, itu menunggu supaya terjadi pisah sambut,” tuturnya.
“Tapi anda tahu, kan waktu itu Pak Jokowi membuat suatu acara yang kemudian menjadikan dia sampai ke Istana Merdeka itu sangat lama. Itu Anda bisa lihat ya, bagaimana dia muter-muter di depan Bundaran HI, saya ada di situ loh ya,” tambah Prof Ikrar.
Jokowi kemudian bertemu dengan para pendukungnya usai dilantik.
“Dan dia pokoknya bikin supaya tidak ada pisah sambut Presiden dengan Presiden terpilih yang baru. Yang intinya dia ingin menihilkan SBY ya.
Saling sindir pemerintahan SBY dengan pemerintahan Jokowi kerap terlihat hampir satu dekade lampau.
Prof Ikrar tidak lupa Jokowi kerap menjelekkan SBY yang meninggalkan beberapa bangunan mangkrak di masa pemerintahan seperti megaproyek Wisma Atlet di Hambalang.
“Sekarang kita belum tahu ya, apakah kemudian gedung-gedung yang ada di IKN itu akan berlanjut menjadi Ibu Kota Negara ataukah seperti yang kata Prabowo, ya nanti saja,” urainya.
Selain itu, Prof Ikrar mengaku masih ingat Jokowi pernah mengritik SBY saat menyiapkan masterplan pemindahan Ibu Kota Baru.
Kritik Jokowi kepada SBY dahulu di mana ibu kota akan dipindah dan kemudian untuk apa tujuannya.
“Sekarang nggak tahunya dia sendiri yang bikin Ibu Kota Baru ya,” paparnya.