Rano Karno: Jangan Syahwat Politik Membutakan Hati dan Membui Nurani Kemanusiaan
Rano berujar perjuangan meraih kekuasaan adalah perjuangan mewujudkan cita-cita kemanusiaan.
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Secara diam-diam Gubernur Banten nonaktif Rano Karno mengangkat seorang siswi SMP Mathla'ul Anwar di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, bernama Siti Fadilah sebagai anaknya.
Pengangkatan anak itu karena peristiwa sekitar delapan bulan yang lalu saat Siti mengalami musibah saat mengendarai motornya dari rumah menuju sekolah.
Siti perlahan menepi menyusuri tikungan dari arah rumahnya di Kampung Nangklak, Desa Jagabaya, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.
Tiba-tiba brak!!! . Sekonyong-konyong angkot menyasar motornya hingga Siti terpelanting.
Kedua kakinya patah.
Orang tua Siti telah berjuang sekuat tenaga mencari jalan terbaik untuk merawat dan mengobati Siti, namun apa daya kondisi ekonomi yang serba terbatas, Siti hanya bisa tergolek lesu di kursi roda.
Perlahan kondisinya kian memburuk. Kedua kakinya mengalami pembusukan.
Hingga di suatu ketika, Tuhan mempertemukan Siti Fadilah dengan Rano Karno pada medio Oktober 2016.
Menyaksikan penderitaan Siti dan rasa sakit yang harus dirasakan selama berbulan-bulan, Rano serta merta meminta izin keluarga Siti untuk membawanya ke rumah sakit.
Kaki kiri Siti diputuskan harus diamputasi, sementara kaki kanannya mesti ditanam pen.
Rano Karno mengambil alih tanggung jawab biaya perawatan selama Siti menjalani operasi di rumah sakit hingga beberapa bulan ke depan Siti menjalani physiotherapy.
Termasuk membiayai kehidupan sehari-hari bagi orang tua Siti yang tak bisa bekerja karena ikut menunggu Siti di rumah sakit.
Wahdi, ayah kandung Siti Fadilah, tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah.
“Dengan keterbatasan kami, alhamdulillah, kami beribu ribu terimakasih. Kami tidak tahu bagaimana membalasnya.” kata Wahdi.