Kasus Kekerasan Pelajar Jadi Perhatian Utama Polda DIY
Tujuan utamanya yakni untuk menyelamatkan generasi muda penerus bangsa agar tidak terjerumus dalam tindak pidana
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Aksi kekerasan yang melibatkan pelajar dan anak di bawah umur di tahun 2016 menjadi keprihatinan pelbagai pihak.
Harapan hilangnya kekerasan itu di tahun 2017 datang, termasuk dari pihak kepolisian sebagai penegak hukum.
Kapolda DIY Brigjend Ahmad Dofiri mengatakan, kasus kekerasan pelajar atau klitih menjadi perhatian utama di tahun 2017.
Tujuan utamanya yakni untuk menyelamatkan generasi muda penerus bangsa agar tidak terjerumus dalam tindak pidana.
Pencegahan dan penindakan tegas kini menjadi langkah utama yang diambil polisi guna tidak kembali terjadi kekerasan itu. Sosialisasi untuk memberikan pemahaman ke pelajar hingga razia merupakan langkah nyata yang terus akan dilakukan.
"Yang menjadi perhatian sekarang tawuran pelajar atau istilah lain nglitih. Klitih dan perkelahian pelajar telah juga menjadi perhatian dari DPRD DIY dan Pemerintah (Pemda DIY). Kami berharap masyarakat juga ikut bersama, paling tidak 2017 nanti dapat berkurang dan bahkan tidak ada," ujar Kapolda, Sabtu (31/12/2016).
Dirinya menyebut, tindakan pencegahan itu seperti yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu di daerah Kaliurang Pakem Sleman. Sejumlah senjata, mulai dari senjata tajam hingga airsoftgun disita petugas kepolisian.
Senjata itu didapatkan saat polisi melakukan razia di acara pentas dangdut yang diadakan geng remaja di sebuah penginapan.
Selain razia senjata, minuman keras (miras) juga akan menjadi perhatian polisi. Pasalnya dari beberapa kasus kekerasan, petugas mendapati jika para pelaku sebagian besar dalam kondisi pengaruh minuman beralkohol tersebut.
"Salah satu penyebabnya yaitu miras. Oleh karena itu miras juga akan menjadi prioritas kami," katanya. (akb)