Bumi Kuwojo Menyimpan Cerita Hidup Gajah Purba Jutaan Tahun Lalu
Ada ribuan fragmen fosil berhasil ditemukan dan diselamatkan komunitas pelestari fosil dan Kepala Desa Banjarejo, Achmad Taufik.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tegalan milik Mbah Rusdi sore itu terasa sangat sunyi. Angin sepi-sepoi berhembus dari sela pepohonan jati di sisi utara ladang.
Tegalan itu terletak di teras bukit landai yang di sisi timur berujung di kali kecil di tepi barat Dusun Kuwojo, Desa Banjarejo, Gabus, Kabupaten Grobogan.
Banjarejo merupakan desa paling timur di Kabupaten Grobogan, yang berbatasan langsung dengan wilayah Blora dan Ngawi di sisi tenggara.
Waktu tempuh dari pusat Purwodadi, lebih kurang 1,5 jam mengunakan sepeda motor. Dari Kota Yogyakarta, waktu tempuh lebih kurang 5,5 jam via Solo-Gemolong-Sumberlawang- Toroh-Danyang-Kuwu-Banjarejo.
Baca: Mata Cangkul Mbah Rusdi Mengungkap Fosil Gajah Raksasa Banjarejo
Baca: Gajah Purba di Grobogan Setinggi Atap Rumah dan Berat 12 Ton
Akses jalan sangat baik dari Purwodadi hingga Kecamatan Gabus. Namun beberapa penggal jalan masuk Banjarejo sedang dibeton.
"Saya ndak punya firasat apapun," kata Mbah Rusdi (70), pemilik lahan dan orang yang pertama kali menemukan jejak fosil gajah purba pada 7 Juni 2017.
"Yang saya tahu, dulu sering sekali orang nemu "balung tuwo" di Banjarejo dan sekitarnya," imbuh bapak lima anak ini.
Balung tuwo atau tulang tua adalah istilah warga setempat untuk menyebut fosil.
Faktanya, memang ada ribuan fragmen fosil berhasil ditemukan dan diselamatkan komunitas pelestari fosil dan Kepala Desa Banjarejo, Achmad Taufik.
Kegiatan penyelamatan dilakukan sejak tiga tahun terakhir. Sebelumnya, fosil temuan warga diburu pedagang dan pengepul, dan dilempar ke pasar gelap perdagangan fosil purbakala.
Bisnis ilegal ini mendatangkan fulus luar biasa. Namun tak sebanding dengan nilai historisnya.